BIOLOGI ONLINE

blog pendidikan biologi

Sifat dan Ciri Tanah Sawah

Belajar Iklan Di Facebook 728x90

Menurut Greenland (1997) dalam Iqbal (2009), karakteristik utama tanah sawah yang menentukan keberlanjutan sistem budidaya padi sawah adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan tanah secara terus menerus tidak menyebabkan reaksi tanah menjadi semakin masam. Hal ini berkaitan dengan sifat fisik dan kimia tanah tergenang dimana penggenangan menyebabkan terjadinya konversi pH tanah menuju netral.

2. Zat hara dari wilayah hulu terakumulasi di lahan sawah, dan hanya sedikit yang tercuci.

3. Fosfor lebih mudah tersedia bagi tanaman padi sawah.

4. Terjadi penambahan hara lewat air luapan banjir, irigasi dan pengendapan liat dan debu dari banjir.
5. Populasi aktif mikroorganisme penambat nitrogen mempertahankan nitrogen organik.
6. Erosi permukaan dicegah oleh adanya teras dan galengan.

Ciri khas tanah sawah antara lain memiliki lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat difusi O2 setebal 0-1 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25-30 cm dan diikuti lapisan bajak yang kedap air. Selain itu selama pertumbuhan tanaman padi akan terjadi sekresi O2 oleh akar padi yang menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah sawah (Sanchez, 1993). Profil tanah sawah
dapat dilihat pada gambar berikut :

Dewa VCC 728x90

Menurut Deptan (2000), padi sawah dibudidayakan pada kondisi tanah tergenang. Penggenangan tanah akan mengakibatkan perubahan-perubahan sifat kimia tanah yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Perubahanperubahan sifat kimia tanah sawah yang terjadi setelah penggenangan antara lain : (1) penurunan kadar oksigen, (2) perubahan potensial redoks (Eh), (3) perubahan pH tanah, (4) reduksi Ferri (Fe3+) menjadi Ferro (Fe2+ ), (5) perubahan mangani (Mn4+) menjadi mangano (Mn2+), (6) terjadinya denitrifikasi, (7) reduksi sulfat (SO42-) menjadi sulfit (SO32-), (8) peningkatan ketersediaan Zn dan Cu,(9) terjadinya pelepasan CO2, CH4, H2S dan asam organik (De datta, 1981).

PPT ID Video Templates 728x90

Dalam metode SRI, padi ditanam pada kondisi tanah yang tidak tergenang (macak-macak). Tujuannya, agar oksigen yang dapat dimanfaatkan oleh akar tersedia lebih banyak di dalam tanah, sehingga tanaman padi tidak memerlukan sel aerenchyme untuk mengambil oksigen yang ada di udara. Fotosintat yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan bagian tanaman yang lain selain dari pembentukan sel aerenchym . Selain itu, dalam kondisi tidak tergenang, akar bisa tumbuh lebih subur dan besar sehingga tanaman dapat menyerap nutrisi sebanyak-banyaknya.

Reduksi besi adalah reaksi yang paling penting di dalam tanah masam tergenang karena dapat menaikan pH dan ketersediaan P serta manggantikan kation lain dari tempat pertukaran seperti K+. Peningkatan Fe 2+ pada tanah masam dapat menyebabkan keracunan besi pada padi, apabila kadarnya dalam larutan sama dengan 350 ppm. Konsentrasi besi dalam larutan tanah diatur oleh pH tanah,
kandungan bahan organik, kandungan besi itu sendiri dan lamanya penggenangan (Ponnamperuma, 1985).

pH Tanah

Nilai pH tanah tidak sekedar menunjukkan suatu tanah asam atau alkali, tetapi juga memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain seperti ketersediaan fosfor, status kation-kation basa dan status kation atau unsur racun (Mukhlis, 2007). Jika tanah mineral disawahkan (digenangi), maka pH tanah akan mengarah ke netral atau dengan kata lain tanah awal yang mempunyai pH masam akan meningkat menuju pH netral, sebaliknya tanah awal yang mempunyai pH alkalin akan turun menuju pH netral. Perubahan pH tanah menuju netral mempunyai manfaat terhadap tingkat ketersedian hara tanah. Pada tanah sawah ber-pH netral ketersediaan hara dalam kondisi optimal dan unsur hara tertentu yang dapat meracuni tanaman mengendap (Adiningsih dan Agus, 2005). Pembebasan P dari bahan organik tanah terkait dengan pH tanah. Pengapuran yang meningkatkan populasi jasad renik tanah dan ini menyebabkan peningkatan mineralisasi P-organik (Mas’ud, 1993).

Software Apotek MedStore 728x90

C-organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah.

Tanpa pemberian bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah (Andre, 2009). Kapasitas Tukar Kation (KTK) KTK sangat penting berkenaan dengan (1) kesuburan tanah, (2) penyerapan hara, (3) ameliorasi tanah dan (4) mutu lingkungan. Kompleks jerapan berdaya melawan pelindian tanah, mengendalikan neraca hara dalam larutan tanah dan memberikan daya sangga kimia kepada tanah melawan perubahan besar pH. Dengan daya jerapnya, koloid tanah dapat menambat air hujan atau air irigasi dan kation hara dari pelapukan mineral, mineralisasi bahan organik atau dari pupuk. Dengan demikian KTK menjadi faktor pembentuk cadangan air dan hara basa dalam tanah yang dapat mengefisiensikan penggunaan air dan hara basa oleh tumbuhan (Notohadiprawiro, 1998).

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003). Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :

1.Reaksi tanah, 2.Tekstur atau jumlah liat. 3.Jenis mineral liat, 4.Bahan organik dan, 5.Pengapuran serta pemupukan. Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam, karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah berbeda-beda pula.

Kejenuhan Basa

Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid. Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa
50% (Andre, 2009)

 

Daftar Pustaka:

https://www.jessicasreel.me/2019/08/atmosfer-dan-biotika.html

Tutorial Adwords 728x90

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan??? Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person 081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

IKLAN

Ingin kaos bertema BELAJAR, PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN?, bosan dengan kaos yang ada?, ingin mengedukasi keluarga atau murid dengan pembelajaran. HANYA KAMI SATU-SATUNYA DI INDONESIA PERTAMA KALI KAOS BERTEMA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN COCOK DIPAKAI UNTUK SEMUA KALANGAN DAN MEMBERI KESAN EDUKASI DAN PEMBELAJARAN DALAM SETIAP PEMAKAIAANYA

like juga FP kami di https://www.facebook.com/Kaospembelajaran?ref=hl untuk melihat berbagai kolkesi kaos belajar kami

KAOS BELAJAR

07/26/2014 Posted by | Biologi Umum | Tinggalkan komentar

Karakteristik Gambut yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kelapa Sawit

 
Belajar Iklan Di Facebook 728x90
 

A. Karateristik Fisik
Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk tanaman kelapa sawit meliputi kadar air, berat isi (bulk density, BD), daya menahan beban (bearing capacity), subsiden (penurunan permukaan), dan mengering tidak
balik (irriversible drying).Kadar air tanah gambut berkisar antara 100 – 1.300% dari berat keringnya (Mutalib et al., 1991). Artinya bahwa gambut mampu menyerap air sampai 13 kali bobotnya. Dengan demikian, sampai batas tertentu, kubah gambut mampu
mengalirkan air ke areal sekelilingnya. Kadar air yang tinggi menyebabkan BD menjadi rendah, gambut menjadi lembek dan daya menahan bebannya rendah (Nugroho, et al, 1997). BD tanah gambut lapisan atasbervariasi antara 0,1 sampai 0,2 g cm-3 tergantung pada tingkat dekomposisinya. Gambut fibrik yang umumnya berada di lapisan bawah memiliki BD lebih rendah dari 0,1 g/cm3, tapi gambut pantai dan gambut di jalur aliran sungai bisa memiliki BD > 0,2 g cm-3 (Tie and Lim, 1991) karena adanya pengaruh tanah mineral.
Volume gambut akan menyusut bila lahan gambut didrainase, sehingga terjadi penurunan permukaan tanah (subsiden). Selainkarena penyusutan volume, subsiden juga terjadi karena adanyaproses dekomposisi dan erosi. Dalam 2 tahun pertama setelah lahan gambut didrainase, laju subsiden bisa mencapai 50 cm. Pada tahun berikutnya laju subsiden sekitar 2 – 6 cmtahun-1 tergantung kematangan gambut dan kedalaman saluran drainase. Adanya subsidenbisa dilihat dari akar tanaman yang
menggantung.

Software Apotek MedStore 468x60

Rendahnya BD gambut menyebabkan daya menahan atau menyangga beban (bearing capacity) menjadi sangat rendah. Hal ini menyulitkan beroperasinya peralatan mekanisasi karenatanahnya yang empuk. Gambut juga tidak bisa menahan pokok tanaman tahunan untuk berdiri tegak. Tanaman kelapa sawit seringkali doyong atau bahkan roboh . Tanaman kelapasawit yang doyong ini akan mengalami stress selama 1-2 tahun sehingga semasaini tanaman tidak mengasilkan produksi.

Tanaman kelapa sawit yang tumbang secara umum terjadi pada tanah gambut yang sudah matang sehingga pertumbuhan tanaman sudah cukub baik dan memiliki bobot batang dan daun yang lebih besar sehinggatanah tidak cukup kuat untuk menahan bobot tanaman yang yang besar tersebut, sementara perakaran kurang kuat berjangkar di dalam tanah. Apalagi jika air tanah terlalu dangkal menyebabkan perakaran tidak berkembang optimal. Hal ini menuntut pelaksanaan penanaman kelapa sawit dilakukan dengan metode yang berbeda dibandingkan penanaman pada lahan mineral. Pemadatan jalur tanaman menggunakan alat mekanis maupun pembuatan hole in hole planting methoddengan puncher merupakan upaya yang sering dilakukan oleh perkebunan besar.

Sementara pada perkebunan rakyat, sering dijumpai petani menanam dengan sistem punggu (guludan/gundukan tanah), dimana
gundukan ini semakin diperbesar hingga membentuk sistem surjan (Sutarta dan Purba, 1992). Sifat fisik tanah gambut lainnya adalah sifat mengering tidak balik. Gambut yang telah mengering, dengan kadar air <100% (berdasarkan berat), tidak bias menyerap air lagi kalau dibasahi. Gambutyang mengering ini sifatnya sama dengan kayu kering yang mudah hanyut dibawa aliranair dan mudah terbakar dalam keadaan kering (Widjaja-Adhi, 1988).
Universitas Sumatera Utara

B. Karakteristik Kimia
Karakteristik kimia lahan gambut diIndonesia sangat ditentukan oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat dekomposisi gambut. Kandungan mineral gambut di Indonesia umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik terdiri dari senyawa-senyawa humat sekitar 10 hingga 20%dan sebagian besar lainnya adalah 10 senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin, suberin, protein, dan senyawa lainnya.

Social Injection 468x60

Menurut Noor (2001) sifat utama tanah gambut meliputi ; (1) Kemasaman tanah, (2) Ketersediaan unsur hara, (3) Kapasitas tukar kation (KTK) (4) Kadar asam organik tanah dan (5) kandungan pirit. Gambut oligotropik, seperti banyak ditemukan di Kalimantan, mempunyai kandungan kation basa seperti Ca, Mg, K, dan Na sangat rendah terutama pada gambut tebal. Semakin tebal gambut, basa-basa yang dikandungnya semakin rendah dan reaksi tanah menjadi semakin masam (Driessen dan Suhardjo, 1976). Di sisi lain
kapasitas tukar kation (KTK) gambut tergolong tinggi, sehingga kejenuhan basa (KB) menjadi sangat rendah.

Gambut tergolong tanah marginal untuk tanaman kelapa sawit karena mempunyai drainase, sifat fisik dan kimia yang kurang baik. Sifat kimia yang kurang baik antara lain pH tanah yang sangat rendah sekitar 3,5-4.0, nisbah C/N yang tinggi, perimbangan K, Ca, Mg dapat dipertukarkan rendah di banding KTK gambut yang tinggi, perimbangan K, Ca dan Mg yang tidak baik serta ketersedian unsur mikro sangat rendah yang diikat oleh koloid organik dari tanah gambut.
Universitas Sumatera Utara

Secara umum kemasaman tanah gambut berkisar antara 3-5 dan semakin tebal bahan organik maka kemasaman gambut meningkat. Gambut pantai memiliki kemasaman lebih rendah dari gambut pedalaman. Kondisi tanah gambut yang sangat masam akan menyebabkan kekahatan hara N, P, K, Ca, Mg, Bo dan Mo. Unsur hara Cu, Bo dan Zn merupakan unsur mikro yang seringkali sangat kurang (Wong et al. 1986, dalam Mutalib,et al.1991.)

Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut.

Tanah gambut juga mengandung unsur mikro yang sangat rendah dan diikat cukup kuat (khelat) oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan unsurmikro direduksi ke bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Kandungan unsur mikro pada tanah gambut dapat ditingkatkan dengan menambahkan tanah mineral atau enambahkan pupuk mikro.

Tutorial Adwords 468x60

Lignin yang mengalami proses degradasi dalam keadaan anaerob akan terurai menjadi senyawa humat dan asam-asam fenolat. Asam-asam fenolat dan derivatnya bersifat fitotoksik (meracuni tanaman) dan menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat. Asam fenolat merusak sel akar tanaman, sehingga asam-asam amino dan bahan lain mengalir keluar dari sel, menghambat pertumbuhan akar dan serapan hara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, daun mengalami klorosis (menguning) dan pada akhirnya tanaman akan mati. Turunan asam fenolat yang bersifat fitotoksik antara lain adalah asam ferulat, siringat , p-hidroksibenzoat, vanilat, p-kumarat, sinapat, suksinat, propionat, butirat, dan tartrat.

C . Tingkat kematangan dan Kedalaman Gambut.

Pada fisiografi gambut, jenis tanah utama yang dominan adalah tanah gambut yang merupakan tanah organik. Untuk budidaya kelapa sawit, faktor pembatas yang umum dijumpai pada tanah gambut adalah tingkat kematangan gambut, kedalaman gambut, kedalaman muka air tanah yang optimal, dan defisiensi hara. Tingkat kematangan dan kedalaman gambut merupakan faktor pembatas permanen yang tidak dapat diperbaiki melalui tindakan-tindakan kultur teknis. Dengan demikian, apabila kedua faktor pembatas ini berada pada kategori berat, maka keputusan budidaya kelapa sawit pada lahan rawa pasang surut sebaiknya ditinjau kembali. Tingkat kematangan gambut yang merupakan faktorpembatas berat adalah pada tingkat fibric (gambut mentah), sedangkan kedalaman gambut >3 m dapat diklasifikasikan sebagai faktor pembatas berat untuk budidaya kelapa sawit.

Menurut Widjaja (1988) tingkat kematangan fibrik adalah bahan organik tanah yang sangat sedikit terdekomposisi yang mengandung serat sebanyak 2/3 volume. Bobot volume fibrik lebih kecil dari 0.075 g cm-3 dan kandungan air tinggi
jika tanah dalam keadaan jenuh air. Saprik adalah bahan organik yang terdekomposisi paling lanjut yang mengandung serat kurang dari 1/3 volume dan bobot isi saprik adalah 0.195 g cm3, sedangkan hemik adalah bahan organik yang mempunyai tingkat
dekomposisi antara fibrik dengan saprikdengan bobot isi 0.075 sampai 0.195 g cm3.
Universitas Sumatera Utara

PPT ID Video Templates 468x60

Pusat Penelitian Tanah (1983), memasukkan tanah gambut kedalam tanah organosol yang dibedakan kedalam tiga macam yaitu : 1) Organosol Fibrik, ialah tanah organosol yang didominasi oleh bahan fibriksedalam 50 cm atrau berlapis sampai 80 cm dari permukaan; 2) Organosol Hemik ialah tanah organosol yang didominasi bahan hemik sedalam 50 cm atau berlapis sampai 80 cm dari permukaan; dan 3) Organosol Saprik, ialah tanah organosol selain organosol fibrik maupun hemik yang umumnya didominasi oleh bahan saprik.

Salah satu faktor penentu tingkat kesuburan tanah gambut adalah kedalaman lapisan gambut, gambut dalam secara umum memiliki tingkat kesuburan relative lebih rendah dibanding dengan gambut dangkal. Gambut lapisan atas secara umum memiliki tingkat kesuburan yang berbeda dengan gambut lapisan bawah (di bawah muka air tanah) hal ini disebabkan karena tingkat mineralisasi pada lapisan atas lebih tinggi karena sudah mengalami oksidasi. Pada lapisan bawah gambut juga mengalamidekomposisi secara anaerobic namun proses mineralisasi ini berjalan lambat bila dibanding dengan dekomposisi pada lapisan atas.

Video Monetize Ninja 728x90

Menurut Hardjowigeno (1996) bahwa tingkat kesuburan gambut menurun seiring dengan meningkatnya ketebalan gambut, dari penelitian yang dilakukan pada enam kedalaman gambut disimpulkan bahwa pada gambut tebal pH tanah menurun (rendah), C organic yang masih tinggi, kadar N yang lebih rendah, nilai KTK yang tinggi dan kertersediaan unsurhara yang lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara

2.3 Perakaran tanaman kelapa sawit.
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi untuk (1) menunjang struktur batang di atas tanah, (2) Menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah, (3) sebagai salah satu alat transpirasi tanaman. Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut, terdiri dari akar primer, sekunder,tersier dan kuarterner. Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang secara horijontal dan menghujam ke dalam tanah dengan sudut yang berbeda. Akar sekunder merupakan cabang yang keluar dari akar primer umumnya memiliki diameter 2-4 mm. Akar tersier mamiliki ukuran diameter 0,7-1,2 mm dan akar kuarterner merupakan cabang dari akat tersier dengan diameter 0,1-0,3 mm dan sering disebut feeding root atau akar penyerap utama.

Ratakan 468x60

Sebagian besar perakaran kelapa sawit berada dekat permukaan tanah dan hanya sedikit akar kelapa sawit berada pada kedalaman 90 cm, walaupun permukaan air tanah (water table) cukup dalam, sistemperakaran yang aktif secara umum berada pada kedalaman 5-35 cm dan akar tersier berada pada kedalaman 10-30 cm (Iyung, 2007). Menurut Fauzi, et al., 2008, akar sekunder, tersier, dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan tanah bahkan akar tersier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau
ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Selain akar yang ada di dalam tanah akar kelapa sawit juga ada yang keluar ke permukaan tanah sebagai akar napas.

Menurut Harley (1967), perakaran kelapasawit terkonsentrasi pada 50 cm dari permukaan tanah dan disekliling batang. Konsentrasi akar yang tinggi terjadi di atas permukaan air tanah dan juga padatempat dimana memiliki kesuburan dan kelembapan yang lebih baik misalnya dibawah rumpukan pelepah (Tailliez 1971 dalam Chan,__)

Dari hasil penelitian Dr. Christophe Jourdan, disimpulkan bahwa 23 % dari total permukaan akar kelapa sawit merupakan akar absorpsi. Sebagian besar dari akar absorpsi tersebut (83,7%) terdiri dari akar tersier (28.9%) dan akar kuarter.

Seni Menjadi Pedagang Online 468x60

Menurut Harahap (1999) mekanisme pergerakan akar kelapa sawit tumbuh dan berkembang pada tanah yang berkerapatan lindak tinggi dimulai dari masuknya akar tersier, kemudian diikuti oleh akar sekunder dan pada akhirnya baru dimasuki oleh akar primer. Akar primer dan sekunder kelapa sawit berfungsi sebagai jangkar sedangkan akar tersier berfungsi sebagai akarabsorbsi air dan hara. Kelapa sawit dapat tumbuh pada kerapatan lindak yang tinggi selama perkembangan akar tidak terganggu.

Nube Warrior Affiliate Amazon Video Course Series 468x60

Pada tanah gambut kerapatan lindak (BD)tanah tidak merupakan suatu factor penghalang untuk perkembangan akar karena sangat mudah ditembus akar namun cengkraman akar rendah. Faktor penghambat perkembangan akar pada tanah gambut
yang utama adalah asam–asam organik yang dapat meracuni dan merusak sel akar sehingga akar tidak berkembang.

 

 

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan??? Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person 081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

IKLAN

Ingin kaos bertema BELAJAR, PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN?, bosan dengan kaos yang ada?, ingin mengedukasi keluarga atau murid dengan pembelajaran. HANYA KAMI SATU-SATUNYA DI INDONESIA PERTAMA KALI KAOS BERTEMA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN COCOK DIPAKAI UNTUK SEMUA KALANGAN DAN MEMBERI KESAN EDUKASI DAN PEMBELAJARAN DALAM SETIAP PEMAKAIAANYA

like juga FP kami di https://www.facebook.com/Kaospembelajaran?ref=hl untuk melihat berbagai kolkesi kaos belajar kami

 

KAOS BELAJAR

07/19/2014 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

JASA PEMBUATAN MAKALAH

 

JASA PEMBUATAN MAKALAH. anda seorang mahasiswa atau guru atau siapapun yang saat ini sedang dilanda resah dan kebingungan karena tugas kuliah atau tugas individual yang menumpuk?. Memang tugas kuliah dan individual apalagi jika itu banyak dan menumpuk akan sangat membuat anda stress dan bingung jika saat ini andasedang kuliah. Apalagi jika anda sedang kuliah sambil bekerja, anda akan semakin tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Salah satu tugas kuliah yang sering diberikan oleh para dosen adalah membuat MAKALAH. makalah adalah tugas kuliah yang meminta anda untuk menganalisa permasalahan-permasalah berdasarkan mata kuliah yang sedang anda ambil sekarang. Makalah yang bagus harus memiliki data dan literasi yang mencukupi dan kemudian tidak hanya itu saja anda juga diwajibkan untuk mengolahnya sedemikian rupa sehingga mulai dari judul sampai kesimpulan memiliki tata urut yang apik, singkronisasi dan menarik untuk dibacanya.

Jika anda mempunyai permasalahan yang seperti saya sebutkan diatas yaitu kesulitan dalam membuat MAKALAH entah itu MAKALAH PENDIDIKAN, MAKALAH BIOLOGI, MAKALAH BAHASA INDONESIA, MAKALAH MATEMATIKA, MAKALAH PPKN, MAKALAH FISIKA, MAKALAH KIMIA, MAKALAH GEOGRAFI, MAKALAH HUKUM, MAKALAH SOSIAL, MAKALAH PERTANIAN, MAKALAH KELAUTAN, MAKALAH KOMUNIKASI, MAKALAH PERS, MAKALAH AGAMA ISLAM, MAKALAH AGAMA, MAKALAH KEHUTANA, MAKALAH PERIKANAN, dan berbagai MAKALAH lainnya,kini jangan khawatir  CV ZAIFBIO ILMIAH, sebagai lembaga terdepan penyedia jasa di bidang PENDIDIKAN dan PEMBELAJARAN, siap untuk mengatasi dan membantu kesulitan pembuatan makalah yang sedang anda alami.

Jika ingin menggunakan jasa kami dalam JASA PEMBUATAN MAKALAH. silahkan langsung hubungi Pak Zaif di nomer HP 081938633462 atau lewat email di zaifbio@gmail.com

 

07/18/2014 Posted by | Belajar Dan Pembelajaran | , , , , , , , , , | Tinggalkan komentar

JUAL PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

JUAL PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013. KURIKULUM 2013 menuntut guru untuk semakin kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu, bermanfaat dan menyanangkan bagi semua siswa tanpa terkecuali.

Seperti kita ketahui KURIKULUM 2013 akan serentak digunakan di seluruh sekolah di Indonesia mulai tahun ajaran 2014/2015, sehingga secara tidak langsung semua guru sudah dan dituntut untuk memahami semua PERANGKAT PEMBELAJARAN yang diwajibkan ada untuk KURIKULUM 2013

Perangkat-perangkat pembelajaran yang sangat penting dan wajib ada untuk kurikulum 2013 diantaranya adalah, RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN), SILABUS, ANALISA KD/KI, INSTRUMEN PENILAIAN, PROTA (PROGRAM TAHUNAN). PROMES (PROGRAM SEMESTER). Dan beberapa PERANGKAT PEMBELAJARAN lainnya

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki tak semua guru mampu dan sanggup untuk mengerjakan PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 ini. oleh karena itu CV ZAIFBIO ILMIAH siap memberikan solusi kepada semua bapak dan ibu guru yaitu menyediakan alias JUAL PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 LENGKAP.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 yang dijual diantaranya adalah, RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN), SILABUS, ANALISA KD/KI, INSTRUMEN PENILAIAN, PROTA (PROGRAM TAHUNAN). PROMES (PROGRAM SEMESTER) dan beberapa PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 lainnya tergantung mata pelajaran.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 TERBARU, tersedia untuk seluruh mata pelajaran dan semua jenjang kelas mulai dari dasar hinggan sekolah menengah atas. Sehingga dengan adanya PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 ini diharapkan guru tidak kesulitan dan tidak perlu repot-repot untuk membuat sendiri.

Oke, jika berminat untuk mendapatkan PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 ini silahkan hubungi pak zaif di nomer HP: 081938633462 atau lewat email di: zaifbio@gmail.com, terima kasih atas perhatiannya

 

JUAL PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

JUAL PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

07/16/2014 Posted by | Belajar Dan Pembelajaran | Tinggalkan komentar

LAHAN

 

<a href=”https://account.ratakan.com/aff/go/zaifbio/?i=116″><img src=”https://account.ratakan.com/file/get/path/.banners.53a2e965bb2fd/i/251&#8243; alt=”Belajar Iklan Di Facebook 468×60″ width=”468″ height=”60″ border=”0″ /></a>

 

Lahan merupakan bagian dari bentang alam yang mencakup
pengertian lingkungan fisik termasuk tanah, iklim, topografi, dan bahkan
keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh
yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai aktivitas
flora, fauna, dan manusia baik dimasa lalu maupun saat sekarang, seperti
lahan rawa dan pasang surut yang telah direklamasi atau tindakan
konservasi tanah pada suatu lahan tertentu (Djaenudin et al, 2003).
a. Tanah
Karakteristik tanah dapat diamati atau diukur, seperti tebal
horison, tekstur, struktur, kadar bahan organik, reaksi tanah, jenis
lempung, kandungan hara tanaman dan kemampuan mengikat air.
Tanah mempunyai karakteristik yang berbeda bagi masing-masing
horison dalam profil tanah (Darmawijaya, 1997).
Kualitas tanah merupakan hasil interaksi antara karakteristik
tanah, penggunaan tanahnya, dan keadaan lingkungannya. Kelas
drainase tanah yang banyak digunakan sebagai kriteria klasifikasi
kemampuan lahan adalah kualitas yang berdasarkan atas hasil interaksi
di atara permeabilitas, permukaan air tanah dan jumlah air yang
meresap ke dalam tanah. Kualitas tanah tidak dapat diukur langsung,
tetapi harus diperhitu ngkan dari karakteristik tanah (Darmawijaya,
1997).
b. Iklim
Dengan mempertimbangkan iklim sebagai salah satu elemen
penting dari sumber daya bumi, harus diakui bahwa dibandingkan
dengan suhu dan curah hujan, tekanan udara dan angin kurang penting
sebagai elemen iklim. Semua bentuk kehidupan di bumi mendapat
pengaruh dari adanya iklim tersebut (Lakitan, 1994).
xv
Komponen iklim yang paling berpengaruh terhadap
kemampuan lahan adalah suhu dan curah hujan. Suhu yang rendah
berpengaruh terhadap jenis dan pertumbuhan tanaman. Di daerah
tropis, suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat terhadap
permukaan laut. Secara umum, makin tinggi letak suatu tempat makin
rendah suhu udaranya dengan laju penurunan 1ºC setiap kenaikan 100
m dari permukaan laut (Suripin, 2001).
Iklim merupakan faktor yang dinamis y ang sangat berpengaruh
dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang
sangat penting dalam pertanian. Cuaca dan iklim tidak hanya
memepengaruhi perkembangan tanaman tetapi juga berpengaruh
terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, t empat tinggal,
budaya dan makanan (Handoko, 1995).
Beberapa faktor berperan menentukan perbedaan iklim antara
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya di muka bumi. Faktorfaktor yang dominan peranannya adalah :
a. Posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang)
b. Keberadaan lautan atau permukaan air lainnya
c. Pola arah angin
d. Rupa permukaan daratan bumi
e. Kerapatan dan jenis vegetasi
(Lakitan, 2002).
Schmidt dan Ferguson menentukan jenis iklim di Indonesia
berdasarkan perhitungan jumlah bulan kering dan bulan basah. Mereka
memperoleh delapan jenis iklim dari iklim basah sampai iklim kering.
Kemudian Oldeman juga memakai unsur iklim curah hujan sebagai
dasar klasifikasi iklim di Indonesia. Metode Oldeman lebih
menekankan pada bidang pertanian, karenanya sering disebut
klasifikasi iklim pertanian (agro-climatic classification) (Tjasyono,
2004).
xvi
c. Topografi
Pada dasarnya bentuk wilayah dikenal wilayah datar,
berombak, bergelombang, dan bergunung. Perbedaan wilayah di suatu
daerah menyebabkan adanya perbedaan gerakan air tanah bebas dan
jenis – jenis tumbuhan diatasnya (di permukaan tanah). Hal ini
menyebabkan pengaruh yang berbeda dalam proses pembentukan
tanah (Sutopo, 1997).
Topografi atau relief bentuk wilayah mempengaruhi proses
pembentukan tanah dengan cara :
a. mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap atau ditahan masa
tanah
b. mempengaruhi dalamnya air tanah
c. mempengaruhi besarnya erosi
d. mengarahkan gerakan air serta bahan yang larut di dalamnya
(Harjadi, 1993).
Faktor topografi umumnya dinyatakan ke dalam kemiringan
dan panjang lereng. Kecuraman, panjang, dan bentuk lereng (cembung
atau cekung) semuanya mempengaruhi laju aliran permukaan dan
erosi. Kecuraman lereng dapat diketahui dari peta tanah, namun
keduanya sering dapat menjadi petunjuk jenis tanah tertentu, dan
pengaruhnya pada penggunaan dan pengolahan tanah dapat dievaluasi
sebagai bagian satuan peta (Suripin, 2001).
Ketinggian di atas muka laut, panjang dan derajat kemiringan
lereng, posisi pada bentangan lahan, mudah diukur dan nilai sangat
penting dalam evaluasi lahan. Faktor-faktor topografi dapat
berpengaruh tidak langsung terhadap kualitas tanah. Faktor ini
berpengaruh terhadap kemungkinan bahaya erosi atau mudah tidaknya
diusahakan, demikian juga di program mekanisasi pertanian. Data
topografi ini hampir selalu digunakan setiap sistem evaluasi lahan,
terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai kriteria kemiringan lereng
atau ketinggian (altitude) (Sitorus, 1985).
xvii

<a href=”https://account.ratakan.com/aff/go/zaifbio/?i=116″><img src=”https://account.ratakan.com/file/get/path/.banners.53a2e965bb2fd/i/251&#8243; alt=”Belajar Iklan Di Facebook 468×60″ width=”468″ height=”60″ border=”0″ /></a>
d. Vegetasi
Vegetasi sampai sekarang masih dianggap sebagai cara
konservasi tanah yang paling jitu. Secara alamiah tanaman rumput
cenderung melindungi tanah dan tanaman dalam barisan memberikan
perlindungan lebih kecil, tetapi pendapat umum ini berubah oleh
pengelolaan. Pergiliran tanaman mempengaruhi lamanya pergantian
penutupan tanah oleh tajuk tanaman (Hudson, 1989).
Vegetasi merupakan salah satu unsur lahan, yang dapat
berkembang secara alami atau sebagai hasil dari aktivitas manusia baik
pada masa yang lalu atau masa kini. Vegetasi perlu dipertimbangkan
dengan pengertian bahwa vegetasi sering dapat digunakan sebagai
petunjuk untuk mengetahui potensi lahan atau kesesuaian lahan bagi
suatu penggunaan tertentu melalui kehadiran tanaman – tanaman
indikator. Vegetasi dapat juga berfungsi sebagai sumberdaya, misalnya
areal hutan dapat memberikan hasil kayu untuk keperluan bangunanbangunan atau menjadi sumber makanan ternak atau penggembalaan
(Sitorus, 1985).
Pengelolaan tanah secara vegetatif dapat menjamin
keberlangsungan keberadaan tanah dan air karena memiliki sifat : 1)
memelihara kestabilan struktur tanah melalui sistem perakaran dengan
memperbesar granulasi tanah 2) penutupan lahan oleh seresah dan
tajuk mengurangi erosi 3) disamping itu dapat meningkatkan aktifitas
mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah,
sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.
Fungsi lain daripada vegetasi berupa tanaman kehutanan tidak kalah
pentingnya yaitu memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menambah
penghasilan petani (Hamilton, et.al., 1997).
2. Survei Tanah
a. Pengertian dan Metode Survei Tanah
Survei tanah adalah proses mempelajari dan memetakan
permukaan bumi dalam pola unit yang disebut tipe tanah (Foth, 1996).
xviii
Sedangkan menurut Hardjowigeno (1995), tujuan dari survei tanah
adalah mengklasifikasi, menganalisis dan memetakan tanah dan
mengelompokkan tanah – tanah yang sama atau hampir sama sifatnya
ke dalam satuan peta tanah tertentu. Sifat – sifat dari masing-masing
satuan peta secara singkat dicantumkan dalam legenda, sedang uraian
lebih detail dicantumkan dalam laporan survei tanah yang selalu
menyertai peta tanah tersebut. Disamping itu dilakukan interpretasi
kemampuan tanah dari masing – masing satuan peta tanah untuk
penggunaan – penggunaan tanah tertentu.
Survei tanah memisahkan jenis tanah dan menggambarkan
dalam suatu peta beserta uraiannya. Klasifikasi dan survei merupakan
dwitunggal yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi
peningkatan daya gunanya. Survei tanah yang dilaksanakan dapat
bertujuan untuk meningkatkan pembukaan areal, penanaman baru,
rasionalisasi penggunaan tanah, pemecahan permasalahan kerusakan
tanah dan sebagainya yang akan menghasilkan suatu rekomendasi
untuk pelaksanaan tujuan tersebut (Darmawijaya, 1990).
b. Satuan Peta Tanah (SPT)
Peta tanah adalah suatu peta yang menggambarkan penyebaran
jenis-jenis tanah di suatu daerah. Peta ini dilengkapi dengan legenda
yang secara singkat menerangkan sifat-sifat tanah dari masing-masing
satuan peta. Peta tanah biasanya disertai pula dengan laporan
pemetaan tanah yang menerangkan lebih lanjut sifat-sifat dan
kemampuan tanah yang digambarkan dalam peta tersebut. Walaupun
pada dasarnya peta ini dibuat untuk tujuan pertanian, namun tidak
menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan dalam bidang-bidang lain
seperti halnya dalam bidang-bidang engineering (Hardjowigeno,
1995).
Peta survei tanah mengandung banyak tipe informasi, tetapi
mungkin yang bernilai tinggi adalah tipe tanah, lereng dan derajat erosi
yang tercatat untuk setiap daerah yang dibatasi pada peta. Peta ini
xix
sebagai dasar untuk mengembangkan peta bagi bermacam-macam
penggunaan. Area dapat dikelompokkan dalam klas-klas kemampuan
lahan (Foth, 1996).
Satuan peta tanah (soil mapping unit) tersusun dari unsur-unsur
yang pada dasarnya merupakan kesatuan dari tiga satuan, ialah satuan
tanah, satuan bahan induk dan satuan wilayah. Perbedaan satuan peta
dalam berbagai peta tanah terletak pada ketelitian masing-masing
unsur satuan petanya. Penggunaan tiga unsur dimaksudkan untuk dapat
memberi gambaran yang jelas dari suatu wilayah tentang keadaan
tanah dan wilayahnya (Darmawijaya, 1997).
Sifat-sifat dari masing-masing satuan peta secara singkat
dicantumkan dalam legenda, sedang uraian lebih detail dicantumkan
dalam laporan survai tanah yang selalu menyertai peta tanah tersebut.
Disamping itu dilakukan interpretasi kemampuan tanah dari masingmasing satuan peta tanah untuk penggunaan-penggunaan tanah
tertentu. Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia,
fisik, dan biologi di lapangan maupun dilaboratorium, dengan tujuan
pendugaan penggunaan lahan umum maupun khusus. Suatu survai
tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika teliti dalam
memetakannya. Hal itu berarti :
a. Tepat mencari site yang representatif, tepat meletakkan site pada
peta yang harus didukung oleh peta dasar yang baik,
b. Tepat dalam mendeskripsikan profilnya atau benar dalam
menetapkan sifat-sifat morfologinya,
c. Teliti dalam mengambil contoh, dan
d. Benar menganalisisnya di laboratorium
(Abdullah, 1993).
Peta tanah menggambarkan penyebaran beberapa satuan tanah
dalam berbagai luasan lahan. Dengan skala tertentu peta tanah
memberitakan keadaan tanah dan lahansesuai dengan nama petanya.
xx
Berita tersebut dijelaskan dalam legenda peta yang biasanya tertera di
pojok bawah peta tersebut (Darmawijaya, 1990).
Satuan tanah yang digunakan dalam peta tanah tertentu, dapat
berupa jenis, macam, rupa, seri tanah menurut kategori dalam system
klasifikasi tanah. Jenis tanah mempunyai persamaan horison-horison
penciri dengan gejala-gejala pengikutnya dan terbentuk pada proses
pembentukan tanah yang sama. Macam tanah mempunyai persamaan
horison penciri atau lapisan sedalam kurang lebih 50 cm, terutama
mengenai warna, sifat horison tambahan atau horison peralihannya.
Rupa tanah dalam pembagian macam tanah dibedakan atas dasar
perbedaan tekstur dan draenase tingkat rupa. Seri tanah adalah
segolongan tanah yang terbentuk dari bahan induk yang sama,
mempunyai sifat dan susunan horison sama (Darmawijaya, 1990).

<a href=”https://account.ratakan.com/aff/go/zaifbio/?i=116″><img src=”https://account.ratakan.com/file/get/path/.banners.53a2e965bb2fd/i/251&#8243; alt=”Belajar Iklan Di Facebook 468×60″ width=”468″ height=”60″ border=”0″ /></a>

 

c. Klasifikasi Tanah
Menurut Hardjowigeno (1987), tanah alfisols adalah tanah -tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah (horison
argilik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu 35% pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di
horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah
bersama dengan gerakan air. Tanah ini dulu termasuk tanah Mediteran
Merah Kuning, Latosol, dan Podzolik Merah Kuning.
Alfisols umumnya berkembang dari batu kapur, olivine, tufa
dan lahar. Bentuk wilayah beragam dari bergelombang hingga tertoreh,
tekstur berkisar antara sedang hingga halus, drainasenya baik. Reaksi
tanah berkisar antara agak masam hingga netral, kapasitas tukar kation
dan basa-basanya beragam dari rendah hingga tinggi, bahan organik
pada umumnya sedang hingga rendah. (Munir, 1996).
Alfisols termasuk tanah y ang subur untuk pertanian tetapi
masih dijumpai kendala – kendala yang perlu mendapat perhatian
dalam pengelolaannya.
Kendala – kendala tersebut antara lain :
xxi
Pada beberapa tempat dijumpai kondisi lahan yang berlereng dan
berbatu.
Horison B argilik dapat mencegah distribusi akar pada tanah yang
bertekstur berat.
Pengelolaan tanah yang intensif dapat menurunkan bahan organik pada
lapisan tanah atas (top soil).
Kemungkinan terjadi fiksasi K dan amonium karena adanya mineral
illit.
Kemungkinan terjadi erosi pada daerah berlereng.
Kandungan P dan K rendah.
(Munir, 1996).
d. Formasi Geologi
Keadaan bahan induk akan mempunyai efek yang menentukan
pada sifat-sifat tanah muda dan mungkin dapat menumbuhkan
pengaruh terhadap tanah tertua sekalipun pada tanah yang bukan
induknya berasal dari batuan yang terkonsolidasi, pembentukan bahan
induk dan tanah mungkin terjadi bersamaan. Sifat – sifat bahan induk
yang menimbulkan pengaruh kuat terhadap perkembangan tanah
meliputi tekstur, susunan mineralogi, dan derajat stratifikasi (Foth,
1994).

 

<a href=”https://account.ratakan.com/aff/go/zaifbio/?i=116″><img src=”https://account.ratakan.com/file/get/path/.banners.53a2e965bb2fd/i/251&#8243; alt=”Belajar Iklan Di Facebook 468×60″ width=”468″ height=”60″ border=”0″ /></a>

 

3. Kemampuan Lahan
Kemampuan Lahan adalah suatu sistem klasifikasi lahan yang
dikembangkan terutama untuk tujuan konservasi tanah. Sistem tersebut
mempertimbangkan kelestarian lahan dalam menopang penggunaannya
untuk pertanian secara luas, seperti untuk budidaya tanaman pertanian
umum, padang rumput, dan agroforestry (Fletcher and Gibb, 1990).
Kelas kemampuan lahan merupakan tingkat kecocokan pola
penggunaan lahan. Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan
dikelompokkan dalam delapan kelas. Lahan kelas I sampai IV merupakan
lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai
VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian.
xxii
Ketidaksesuaian ini bisa jadi karena biaya pengolahannya lebih tinggi
dibandingkan hasil yang bisa dicapai (Arsyad, 2006).
Secara lebih terperinci, kelas – kelas kemampuan lahan dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
a. Kelas I, Merupakan lahan dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak
halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan, dan
memiliki sistem pengairan air yang baik. Tanah kelas I sesuai untuk
semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha
pengawetan tanah. Untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan
pemupukan.
b. Kelas II, Merupakan lahan dengan ciri lereng landai, butiran tanahnya
halus sampai agak kasar. Tanah kelas II agak peka terhadap erosi.
Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan pengawetan
tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis
ketinggian dan penggunaan pupuk hijau.
c. Kelas III, Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak di daerah yang
agak miring dengan sistem pengairan air yang kurang baik. Tanah
kelas III sesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan tindakan
pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan terasering, pergiliran
tanaman, dan sistem penanaman berjalur. Untuk mempertahankan
kesuburan tanah perlu pemupukan.
d. Kelas IV, Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak pada wilayah
yang miring sekitar 12-30% dengan sistem pengairan yang buruk.
Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan pertanian dengan
tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat.
e. Kelas V, Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang datar
atau agak cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan
tanah liat. Karena terdapat di daerah yang cekung tanah ini seringkali
tergenang air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini
tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian, tetapi inipun lebih sesuai
untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan.
xxiii
f. Kelas VI, Merupakan lahan dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan
terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan lahan sekitar
30-45 %. Lahan kelas VI ini mudah sekali tererosi, sehingga lahan
inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan.
g. Kelas VII, Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang
sangat curam dengan kemiringan antara 45-65 % dan tanahnya sudah
mengalami erosi berat. Tanah ini sama sekali tidak sesuai untuk
dijadikan lahan pertanian, namun lebih sesuai ditanami tanaman
tahunan (tanaman keras).
h. Kelas VIII, Merupakan lahan dengan ciri terletak di daerah dengan
kemiringan di atas 65 %, butiran tanah kasar, dan mudah lepas dari
induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap kerusakan, karena itu lahan
kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan
manusia atau dibuat cagar alam (Rayes, 2006).
4. Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan
untuk kegunaan tertentu. Misalnya untuk pertanian tanaman tahunan atau
semusim. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini
atau setelah diadakan perbaikan. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan
tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya yang terdiri atas iklim,
tanah, topografi, hidrologi dan drainase sesuai untuk usaha tani atau
komoditas tanaman yang produktif (Rayes, 2006).
Salah satu konsep yang diperhatikan dalam identifikasi kesesuaian
lahan yaitu kesesuaian lahan aktual (saat ini) dan kesesuaian lahan
potensial. Kesesuaian lahan aktual didasarkan pada kesesuaian lahan untuk
penggunaan tertentu pada saat ini, sedangkan kelas kesesuaian lahan
potensial adalah kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu setelah
dilkukan perbaikan lahan terpenuhi (Djikerman dan Dianingsih, 1985).
Penilaian kesesuian lahan didasarkan atas data dan informasi yang
diperoleh langsung di lapangan, ditambah dengan data hasil analisis di
laboratorium. Metode yang digunakan adalah kerangka penilaian lahan
xxiv
CSR/FAO Staff (1983) dalam Arsyad 2006. Dalam kerangka penilaian
lahan ini dikenal kelas – kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :
a. S1 = Sangat Sesuai
Lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untuk
menerapkan pengolahan yang diberikan atau hanya mempunyai
pembatas yang tidak berarti yang tidak secara nyata berpengaruh
terhadap produksi dan tidak akan menaikkan masukan melebihi yang
biasa.
b. S2 = Cukup Sesuai
Lahan mempunyai pembatas – pembatas yang cukup serius
untuk mempertahankan tingkat pengolahan yang harus diterapkan.
Pembatas akan mengurangi produksi atau kelentingan atau
meningkatkan masukan yang diperlukan.
c. S3 = Batas Ambang Sesuai
Lahan mempunyai pembatas – pembatas yang cukup serius
untuk mempertahankan tingkat pengolahan yang harus diterapkan,
dengan demikian akan mengurangi produksi dan keuntungan atau
penambah masukan yang diperlukan.
d. N = Tidak Sesuai
Lahan mempunyai pembatas sangat serius, tetapi masih
mungkin diatasi dengan tingkat pengelolaan yang membutuhkan
modal sangat besar; atau lahan yang mempunyai pembatas permanen
yang menutup segala kemungkinan penggunaan yang
berkelangsungan.
Kelas – kelas kesesuaian lahan tersebut di atas dibagi kedalam sub
– kelas. Pada tingkat ini terlihat dari jenis dari pembatas yang terdapat
pada suatu satuan peta. Faktor pembatas yang digunakan dalam metode
penilaian kesesuaian lahan ini adalah :
a. tc : Suhu (
0
C), yaitu rerata suhu tahunan.
b. wa : Ketersediaan air, meliputi curah hujan (mm) dan lama masa
kering (bulan/tahun).
xxv
c. oa : Ketersediaan oksigen, yaitu drainase.
d. rc : Media perakaran, meliputi tekstur, bahan kasar (%), dan
kedalaman tanah (cm).
e. nr : Retensi hara, meliputi KTK liat (C mol), kejenuhan basa (%), pH
H2O, dan C-organik.
f. eh : Bahaya erosi, meliputi lereng (%) dan bahaya erosi.
g. fh : Bahaya banjir, yaitu genangan.
h. lp : Penyiapan lahan, meliputi batuan di permukaan (%) dan singkapan
batuan (%).

 

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan??? Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person 081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

IKLAN

Ingin kaos bertema BELAJAR, PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN?, bosan dengan kaos yang ada?, ingin mengedukasi keluarga atau murid dengan pembelajaran. HANYA KAMI SATU-SATUNYA DI INDONESIA PERTAMA KALI KAOS BERTEMA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN COCOK DIPAKAI UNTUK SEMUA KALANGAN DAN MEMBERI KESAN EDUKASI DAN PEMBELAJARAN DALAM SETIAP PEMAKAIAANYA

like juga FP kami di https://www.facebook.com/Kaospembelajaran?ref=hl untuk melihat berbagai kolkesi kaos belajar kami

Fast Respon CP : 081938633462 dan 082331864747 WA: 081615875217

KAOS BELAJAR

07/16/2014 Posted by | Biologi Umum | Tinggalkan komentar

Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM

Belajar Iklan Di Facebook 468x60

Oleh: Asmadi Alsa
ABSTRAK
Metode pembelajaran kooperatif berdampak bukan saja pada ranah akademik, tapi juga pada keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok. Penelitian ini bertujuan menguji dampak salah satu metode pembelajaran kooperatif, yaitu metode jigsaw, terhadap keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Metode penelitian yang dipilih adalah eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pre and posttest design. Sebanyak 63 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Psikologi Pendidikan (Kelas B) pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009 menjadi responden penelitian. Pada minggu terakhir sebelum dilaksanakan ujian tengah semester, mereka diukur keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompoknya dengan skala. Memasuki masa perkuliahan setelah ujian tengah semester, selama tujuh minggu (tujuh kali pertemuan), mereka diajar dengan metode pembelajaran jigsaw dalam mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan (Kelas B). Pada akhir semester mereka diukur lagi keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompoknya dengan skala yang sama.
Perangkat skor keterampilan hubungan interpersonal dan kerja sama kelompok yang diperoleh responden sebelum dan setelah pembelajaran dibandingkan, dan diuji perbedaannya dengan paired samples t test. Hasilnya menunjukkan, dengan membandingkan skor pretes dan postes variabel keterampilan hubungan interpersonal, diperoleh nilai t sebesar -1,748 dengan p = 0,043 (p<0,05). Ini berarti bahwa metode pembelajaran Jigsaw secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal mahasiswa. Hasil analisis terhadap variabel kerjasama kelompok dengan membandingkan skor pretes dan postes, diperoleh nilai t sebesar -3,50 dengan p = 0,001 (p<0,01). Ini berati bahwa metode pembelajaran Jigsaw secara sangat signifikan mampu meningkatkan keterampilan kerjasama kelompok mahasiswa.

(Key words: metode jigsaw, keterampilan hubungan interpersonal, kerjasama kelompok)

Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi siswa dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mengembangkan level kompetensi yang berbeda (baik dalam domain kognitif, afektif, maupun psikomotorik) diperlukan metode pembelajaran yang berbeda; misalnya metode ceramah lebih pas untuk mengembangkan knowledge, dan kurang pas untuk mengembangkan kemampuan analisis. Demikian juga untuk mengembangkan domain yang berbeda diperlukan metode pembelajaran yang berbeda pula; metode diskusi kurang pas untuk mengembangkan domain psikomotorik, tapi akan menjadi pas kalau dipakai untuk mengembangkan domain kognitif. Metode role play lebih cocok untuk mengembangkan domain afektif daripada domain kognitif.
Universitas Gadjah Mada mensosialisasikan dan selanjutnya menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning) sejak tahun 2006. Implementasinya di level fakultas, termasuk di Fakultas Psikologi, masih variatif tergantung pada dosen pengampu matakuliah dan karakteristik mata kuliah. Berdasar pengamatan, beberapa dosen secara bertahap berusaha mengubah cara pembelajarannya yang dipakai selama ini, menuju ke arah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, paling tidak hal ini tampak dalam hal pemberian kesempatan yang lebih luas kepada mahasiswa untuk lebih berperan secara aktif dalam berbagai aktivitas belajar, misalnya diskusi kelompok, pemberian tugas, survei lapangan, dan presentasi-presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
Pembelajaran dengan pendekatan student centered memiliki banyak metode. Salah satu yang sudah nampak diterapkan oleh dosen Fakultas Psikologi UGM adalah metode jigsaw, walaupun belum sepenuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori, yang menyebutkan bahwa metode pembelajaran jigsaw memiliki keunggulan dalam mengembangkan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa.
Istilah instructional methods dan teaching methods memiliki arti yang sama yaitu metode pembalajaran. Metode pembelajaran menguraikan tentang aktivitas-aktivitas yang diorientasikan pada tujuan belajar dan cara penyampaian informasi dari guru ke siswa. Salah satu pengelompokan metode pembelajaran adalah pengelompokan berdasar pendekatan teacher-centered dan student- centered. Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (students center) antara lain metode belajar kooperatif (cooperative learning). Belajar kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Siswa belajar dalam kelompok yang masing-masing anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Jumlah anggota kelompok antara empat sampai enam siswa yang bekerjasama antara yang satu dengan yang lain dalam kegiatan belajar. Kelompok biasanya diberi rewards sesuai dengan seberapa banyak setiap anggota kelompok telah belajar (Slavin, 1991).
Belajar kooperatif secara teoretik dipandang mampu mengembangkan bukan saja capaian akademik, tapi juga capaian non-akademik seperti hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok. Menurut Arends (2007) belajar kooperatif dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting; yaitu prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, serta pengembangan keterampilan sosial. Marning dan Lucking (1991) mengatakan bahwa belajar kooperatif selain memberikan kontribusi secara positif terhadap prestasi akademik, juga meningkatkan keterampilan sosial dan self-esteem siswa.
Salah satu bentuk belajar kooperatif adalah metode jigsaw, yang dalam penelitian ini, akan diuji dampaknya terhadap keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok. Pada pembelajaran dengan metode jigsaw, siswa belajar dalam kelompok yang anggotanya berkemampuan heterogin dan masing-masing siswa bertanggungjawab atas satu bagian dari materi (Arends, 2007). Topik pembelajaran ditentukan oleh guru, sedangkan tugas siswa adalah mempelajari dan mendiskusikan berbagai materi di kelompok ahli, selanjutnya saling berbagi (sharing) berbagai materi di kelompok asal.
Menurut Aronson (www.jigsaw.org), langkah-langkah pembelajaran metode jigsaw adalah sebagai berikut: (1) Menempatkan siswa dalam kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan antara 5 – 6 orang; (2) Menugaskan seorang siswa dari setiap kelompok sebagai pemimpin; (3) Membagi materi pelajaran menjadi 5 – 6 bagian; (4) Menugaskan setiap siswa untuk mempelajari satu bagian materi; (5) Memberi waktu kepada siswa untuk mempelajari materi yang menjadi bagiannya paling tidak dua kali agar ia menjadi familier dengan materinya; (6) Membentuk “kelompok-kelompok ahli”, yang anggotanya adalah seorang siswa dari masing-masing kelompok asal. Mereka bergabung menjadi satu kelompok (ahli) untuk mempelajari satu bagian materi yang sama. Guru memberikan waktu pada masing-masing kelompok ahli untuk mendiskusikan poin-poin penting dari materi bagian mereka sebagai pedoman presentasi yang akan mereka lakukan di kelompok asal; (7) Meminta masing-masing siswa untuk kembali ke kelompok asal mereka; (8) Meminta masing-masing siswa untuk mempresentasikan materi bagiannya di kelompok asal. Guru mendorong anggota kelompok yang lain untuk mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk klarifikasi; (9) Guru mengobservasi proses diskusi dari satu kelompok ke kelompok yang lain. Jika kelompok mengalami hambatan (misalnya ada yang mendominasi atau mengganggu) guru melakukan intervensi; (10) Di akhir sesi berikan kuis berkaitan materi sehingga siswa dengan segera dapat menyadari bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah aktivitas yang sia-sia.
Metode jigsaw pertamakali dikenalkan pada guru-guru SD dan SMP pada akhir tahun 1970an sebagai metode pembelajaran yang dapat menghasilkan capaian akademik dan social-emotional (Resor, 2008; Steiner, Stromwall, Brzuzy, dan Gerdes, 1999). Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw memberikan kesempatan pada siswa mengembangkan banyak kemampuan-kemampuan kerjasama yang dibutuhkan (Taylor, http://wikis.lib.ncsu.edu/index. php/Jigsaw)
Penelitian Sharan (dikutip Arends, 2007) menunjukkan bahwa belajar kooperatif menghasilkan lebih banyak perilaku kooperatif, verbal maupun nonverbal, dibandingkan pembelajaran konvensional. Penelitian eksperimen yang dilakukan Siregar (2009) pada mahasiswa Prodi Bimbingan Konseling FKIP UAD Yogyakarta semester ketiga Tahun Ajaran 2008/2009 menemukan bahwa metode belajar Think-Pair-Share, salah satu metode belajar kooperatif, mampu mengembangkan self-efficacy mahasiswa. Metode belajar Think-Pair-Share, seperti halnya metode jigsaw, merupakan metode belajar kelompok kecil terstruktur.
Aronson, dkk (Marning dan Lucking, 1991) dari penelitiannya menyimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan metode jigsaw menjadi lebih menyukai teman-temannya dalam satu kelompok belajar dibanding dengan kesukaan mereka terhadap teman-temannya satu kelas yang bukan anggota kelompok belajarnya. Dengan belajar kooperatif mereka saling menghargai dan saling peduli satu sama lain, sehingga mampu meningkatkan hubungan interpersonal di antara mereka.
Chun-Yen dan Song-Ling (1999) meneliti pengaruh metode jigsaw terhadap kinerja akademik dan non-akademik pada siswa sekolah menengah yang mengikuti matapelajaran Ilmu Alam. Satu dari dua kelompok siswa yang penempatannya dilakukan secara random, diajar dengan metode jigsaw (kelompok eksperimen) dan kelompok lainnya diajar dengan metode tradisional (kelompok kontrol). Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki kinerja akademik yang lebih tinggi, berkurang prasangka dan prejudice nya, dan meningkat hubungan sosialnya dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Gillies dan Ashman (1998) meneliti perilaku dan interaksi sosial siswa saat belajar matapelajaran ilmu pengetahuan sosial. Sebanyak 212 siswa kelas 1 SD dan 184 siswa kelas 3 SD berpartisipasi dalam penelitian. Mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok melalui stratified random assignment; setiap kelompok terdiri dari empat siswa, yang masing-masing kelompok beranggotakan satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan moderat, dan satu siswa berkemampuan rendah. Kelompok-kelompok tersebut secara acak dimasukkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen selama enam minggu belajar dalam kelompok kecil terstruktur, sedangkan kelompok kontrol selama periode waktu yang sama belajar dalam kelompok kecil tidak terstruktur. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok kecil terstruktur secara konsiten lebih kooperatif dan lebih banyak memberi atau menerima bantuan dari anggota kelompoknya dibandingkan dengan siswa dalam kelompok kontrol.
Gillies (2003), meneliti siswa SMP yang belajar memecahkan problem, mengerjakan tugas-tugas dalam pelajaran matematika, ilmu alam dan bahasa inggris dalam kelompok kecil terstruktur dan tidak terstruktur. Sebanyak 220 siswa kelas 8 berpartisipasi dalam penelitian, yang dilaksanakan dalam 3 termin. Siswa bekerja dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari empat siswa, laki-laki dan perempuan dengan kemampuan yang heterogin di dalam kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok terstruktur lebih kooperatif dan lebih banyak saling memberikan bantuan antara yang satu dengan yang lain ketika belajar bersama dalam kelompok dibandingkan dengan siswa dalam kelompok yang tidak terstruktur. Selain itu, juga ditemukan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok terstruktur memiliki persepsi yang kuat bahwa belajar dalam kelompok kecil sangat menyenangkan dan memungkinkan mereka memperoleh kesempatan untuk belajar bersama secara berkualitas.
Penelitian Resor (2008) menemukan beberapa komentar dari siswa yang diajar dengan metode jigsaw. Sebagian besar komentar mereka adalah bahwa metode pembelajaran jigsaw membuat pelajaran menjadi lebih menarik dan meningkatkan kemampuan berfikir secara mendalam dan kemampuan melakukan analisis kritis. Seorang siswa mengatakan metode jigsaw menyenangkan (fun) dan memberi pencerahan karena membawa pada hal-hal yang terang yang tak pernah terfikirkan.
Berdasar hasil-hasil penelitian tentang dampak metode belajar kooperatif, khususnya metode jigsaw seperti diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: Metode jigsaw yang dipakai dalam pembelajaran Psikologi Pendidikan, mampu mengembangkan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa Fakultas Psikologi UGM.

Software Apotek MedStore 468x60

METODE
Subjek penelitian adalah 63 mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang mengikuti matakuliah Psikologi Pendidikan (Kelas B) pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009. Variabel dalam penelitian ini ada tiga, yaitu (1) metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran jigsaw (2) keterampilan hubungan interpersonal (interpersonal skills), yaitu kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain, dan (3) kerjasama kelompok (working together), yaitu belajar bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu memahami materi pelajaran.
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah Skala Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Skala Kerjasama Kelompok, yang keduanya disusun sendiri oleh peneliti. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan one group pretest and posttest design. Prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) Sebelum diberi perlakuan, yaitu pembelajaran dengan metode jigsaw, 63 responden diukur keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompoknya, (2) menerapkan pembelajaran dengan metode jigsaw sebanyak tujuh kali pertemuan, dan (3) mengukur kembali keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok 63 responden dengan menggunakan skala yang sama, (4) skor variabel keterampilan hubungan interpersonal dan variabel kerjasama kelompok yang diperoleh dari dua kali pengukuran tersebut dibandingkan dan diuji perbedaannya. Metode analisis data yang digunakan adalah paired samples t test.
Menyusun skala
Skala Hubungan Interpersonal disusun berdasar aspek keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan; yang masing-masing aspek diwakili oleh lima aitem. Skala Kerjasama Kelompok disusun berdasar aspek penerimaan orang lain terhadap diri, penerimaan diri terhadap orang lain, kepedulian terhadap anggota kelompok, komunikasi, dan koordinasi; yang masing-masing aspek diwakili oleh lima aitem.
Uji coba skala
Uji coba skala dilaksanakan pada minggu terakhir perkuliahan sebelum pelaksanaan ujian tengah semester, dengan responden sebanyak 49 mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan Tahun 2006/2007. Hasil uji coba terhadap Skala Hubungan Interpersonal diperoleh empat aitem aspek keterbukaan, dua aitem aspek empati, tiga aitem aspek sikap mendukung, tiga aitem aspek sikap positif, dan dua aitem aspek kesetaraan, memiliki daya beda yang memadai (kisaran koefisien korelasi aitem-total terkoreksi antara 0,227 sampai dengan 0,549). Skala Hubungan Interpersonal dengan 14 aitem tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,763, yang diestimasi melalui pendekatan Alpha Cronbach.
Hasil uji coba terhadap Skala Kerjasama Kelompok diperoleh tiga aitem aspek penerimaan orang lain terhadap diri, empat aitem aspek penerimaan diri terhadap orang lain, empat aitem aspek kepedulian terhadap anggota kelompok, dua aitem aspek komunikasi, dan empat aitem aspek koordinasi, memiliki daya beda memadai (kisaran koefisien korelasi aitem-total terkoreksi antara 0,214 sampai dengan 0,574). Skala Kerjasama Kelompok dengan 17 aitem tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,770, yang diestimasi melalui pendekatan Alpha Cronbach.
Pelaksanaan Penelitian
Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: Langkah pertama, mengukur keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok 63 responden sesaat sebelum mereka menempuh ujian tengah semester matakuliah Psikologi Pendidikan. Langkah kedua, pada pertemuan (kuliah) pertama setelah UTS, membagi 60 dari 63 responden berdasar nomer urut daftar presensi menjadi enam kelompok (selanjutnya disebut kelompok asal: kelompok A, B, C, D, E, dan F), yang masing-masing terdiri dari 10 mahasiswa (catatan: tiga mahasiswa sisanya diberi kebebasan untuk memilih kelompok tetapi tidak diperkenankan pindah ke kelompok lainnya sampai perkuliahan selesai pada akhir semester). Langkah ketiga, masing-masing dua anggota dari keenam kelompok asal diberi tugas menjadi anggota kelompok ahli. Dua anggota dari masing-masing kelompok asal (A1, A2, B1, B2, C1, C2, D1, D2, E1, E2, F1, dan F2) diberi handout materi Teori Belajar Classical Conditioning untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Classical Conditioning); dua anggota yang lain (A3, A4, C3, C4, D3, D4, E3, E4, F3, dan F4) diberi handout materi Teori Belajar Koneksionisme untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Koneksionisme); dua anggota yang lain lagi (A5, A6, B5, B6, C5, C6, D5, D6, E5, E6, F5, F6) diberi handout materi Teori Belajar Operant Conditioning untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Operant Conditioning); dua anggota yang lain lagi diberi handout materi Teori Belajar Social Learning untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Social Learning); dua anggota yang lain lagi (A7, A8, B7, B8, C7, C8, D7, D8, E7, E8, F7, dan F8) diberi handout materi Teori Belajar Expository Teaching untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Expository Teaching); dua anggota yang lain lagi (A9, A10, B9, B10, C9, C10, D9, D10, E9, E10, F9, dan F10) diberi handout materi Teori Belajar Discovery Learning untuk dipelajari selama seminggu (disebut anggota kelompok ahli Discovery Learning). Jadi secara keseluruhan terdapat lima kelompok ahli yang masing-masing kelompok ahli terdiri dari dua belas anggota yang berasal dari enam kelompok asal. Selanjutnya, pada langkah keempat, masing-masing dari enam kelompok ahli mendiskusikan materi yang sudah ditetapkan sebelumnya pada langkah ketiga. Langkah kelima, setelah selesai diskusi dalam kelompok ahli, masing-masing anggota kembali ke kelompok asal. Langkah keenam, secara bergantian masing-masing anggota kelompok ahli mempresentasikan materi bagiannya yang sudah mereka diskusikan di kelompok ahli, di kelompok asal. Langkah ketujuh, dosen memberikan evaluasi dan masukan atas hasil belajar mahasiswa yang diperoleh dari hasil diskusi dan sharing di antara mereka.
Prosedur pembelajaran seperti diuraikan di atas dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan dengan materi yang berbeda. Pada hari terakhir kuliah (pertemuan ketujuh) 63 responden diukur lagi keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompoknya dengan skala yang sama.
Selain diukur keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompoknya, setiap responden juga diminta untuk memberikan penilaian dengan menyebutkan dua keunggulan dan dua kelemahan penggunaan pembelajaran jigsaw yang sudah mereka alami selama tujuh kali pertemuan. Tujuannya adalah untuk memperoleh data tambahan dalam rangka elaborasi kualitatif atas hasil analisis data kuantitatif.

Tutorial Adwords 468x60

HASIL
Perangkat skor dari kedua variabel yang diperoleh subjek sebelum dan setelah eksperimen dibandingkan dan diuji perbedaannya. Metode analisis data yang digunakan adalah paired samples t test. Hasil analisis terhadap variabel keterampilan hubungan interpersonal dengan membandingkan skor pretes dan postes, diperoleh nilai t sebesar -1,748 dengan p = 0,043 (p<0,05; one-tailed). Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran jigsaw secara signifikan mampu meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal. Hasil analisis terhadap variabel kerjasama kelompok dengan membandingkan skor pretes dan postes, diperoleh nilai t sebesar -3,50 dengan p = 0,001 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran jigsaw secara sangat signifikan mampu meningkatkan kerjasama kelompok.
Selain temuan yang dikemukakan di atas, ditemukan juga hasil penilaian yang diberikan responden tentang keunggulan dan kelemahan penggunaan metode pembelajaran jigsaw yang mereka rasakan setelah mengikuti pembelajaran dengan metode tersebut selama tujuh kali pertemuan. Keunggulan metode jigsaw menurut penilaian responden disajikan pada tabel 1.

Tabel 1: Keunggulan metode pembelajaran jigsaw menurut responden
No Keuntungan Metode Jigsaw berdasar persepsi mahasiswa f %
1 Mahasiswa tidak takut bertanya dan sharing dalam diskusi 25 23,36
2 Dapat memahami materi lebih cepat dan efektif 21 19,63
3 Mahasiswa lebih aktif 19 17,76
4 Materi yang diperoleh lebih banyak 12 11,21
5 Kelompok presenter lebih menguasai topik yang didiskusikan 10 9,35
6 Tidak membosankan 9 8,41
7 Meningkatkan motivasi 3 2,80
8 Materi lebih banyak yang diingat 2 1,87
9 Mampu memahami kelebihan dan kelemahan teman dalam kelompok 2 1,87
10 Memiliki persepsi yang sama dalam satu kelompok 1 0,935
11 Belajar secara mandiri 1 0,935
12 Belajar mengajari teman sebaya 1 0,935
13 Meningkatkan kemampuan berfikir kritis 1 0,935
J u m l a h j a w a b a n 107 100

Kelemahan metode jigsaw menurut penilaian responden setelah mereka mengikuti pembelajaran dengan metode tersebut selama tujuh kali pertemuan disajikan pada tabel 2.

Tabel 2: Kelemahan metode pembelajaran jigsaw menurut responden
No Kelemahan Metode Jigsaw berdasar persepsi mahasiswa f %
1 Kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi 16 16,33
2 Banyak waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi 16 16,33
3 Tidak semua mahasiswa aktif 15 15,31
4 Sering menimbulkan persepsi yang salah terhadap suatu teori 9 9,18
5 Jika seorang anggota kelompok tidak datang akan merugikan seluruh anggota kelompok 8 8,16
6 Waktu kurang untuk diskusi 7 7,14
7 Mudah lupa karena terlalu banyak materi 6 6,12
8 Kurangnya penjelasan dari dosen 6 6,12
9 Mahasiswa kurang memperoleh penjelasan yang tuntas dari presenter 4 4,08
10 Materi yang disampaikan tidak mencakup seluruh materi yang penting 4 4,08
11 Bosan 3 3,06
12 Perbedaan pendapat diantara mahasiswa 2 2,04
13 Kurang menimbulkan rasa kompetisi 1 1,02
14 Tugas dosen jadi lebih mudah 1 1,02
J u m l a h j a w a b a n 98 100

Social Injection 468x60

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasar analisis data seperti diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Hasil ini memperkuat teori dan hasil penelitian-penelitian terdahulu, bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keterampilan sosial. Temuan-temuan penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain oleh David Johnson, Roger Johnson, dan Robert Slavin, menunjukkan bahwa metode pembelajaran jigsaw meningkatkan prestasi belajar siswa pada semua jenjang kelas, pada semua matapelajaran, dan pada semua tipe pelajar. Banyak hasil yang telah didokumentasikan, meliputi peningkatan self-esteem, hubungan kelompok, komunikasi, hubungan interpersonal, sikap terhadap sekolah, dan penerimaan serta kemampuan terhadap kerjasama dengan orang lain. Hasil yang positif tersebut meliputi pembelajaran pada matapelajaran biologi, kimia, geologi, statistika, sosiologi, dan psikologi (Resor, 2008; Steiner, Stromwall, Brzuzy, dan Gerdes, 1999).
Hasil lain penelitian ini adalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu bagaimana mahasiswa memberikan penilaian terhadap pelaksanaan metode jigsaw. Tiga keunggulan utama penggunaan metode jigsaw menurut penilaian mahasiswa adalah: (1) mahasiswa tidak ragu-ragu untuk menyatakan pendapat dan bertanya dalam diskusi (23,36%), (2) mahasiswa dapat memahami materi dengan lebih cepat (19,63%), dan (3) mahasiswa lebih aktif dalam belajar (17,76%). Penilaian butir 1 dan butir 3 yang diberikan mahasiswa menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode jigsaw dapat melibatkan mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan sebelumnya. Keaktifan dalam belajar, baik mental, emosi, dan sosial, akan membuat belajar menjadi lebih efektif dan bermakna daripada belajar secara pasif menerima informasi. Penilaian butir 2 menunjukkan bahwa dengan belajar bersama melalui diskusi dan saling sharing secara aktif dengan anggota kelompok, mahasiswa lebih cepat dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Ini merupakan proses yang masuk akal karena informasi atau konsep yang belum dipahami oleh seorang mahasiswa, akan segera bisa memperoleh jawaban atau klarifikasi dalam diskusi kelompok; berbeda kalau mahasiswa diceramahi dalam pembelajaran yang belum tentu ia mengajukan pertanyaan spontan atau bersikap kritis dalam menerima pelajaran.
Tiga kelemahan utama metode jigsaw menurut penilaian mahasiswa adalah: (1) presenter belum sepenuhnya memahami materi yang disampaikan (16,33%), (2) banyak mahasiswa yang saling ngobrol ketika proses diskusi berlangsung (16,33%), dan (3) tidak semua mahasiswa aktif (15,31%). Penilaian butir 1 yang diberikan mahasiswa, menunjukkan bahwa mahasiswa belum menyadari atau belum sepenuhnya siap menerima tanggungjawab, bahwa mereka semua pada materi tertentu akan berposisi sebagai tim ahli dalam kelompok asalnya, yang banyak diharapkan oleh teman satu kelompok asalnya untuk memberikan penjelasan yang lengkap tentang materi yang menjadi “keahliannya”. Kemungkinan lain adalah bahwa dalam diskusi kelompok ahli sebenarnya masih ada permasalahan-permasalahan atau konsep-konsep yang belum dipahami sepenuhnya, tetapi belum terklarifikasi. Penilaian butir 2 dan butir 3 yang diberikan mahasiswa menunjukkan bahwa dosen perlu meningkatkan monitoring ke setiap kelompok, baik kelompok ahli maupun kelompok asal, secara merata.
Kendala yang dihadapi peneliti pada penelitian ini terletak pada proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kelas yang besar, yaitu sebanyak 63 mahasiswa, padahal idealnya maksimal 30 mahasiswa. Pembelajaran dengan metode jigsaw dengan kelas besar ini menyebabkan: (1) pemantauan tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena harus dilakukan secara simultan pada kegiatan diskusi di lima kelompok ahli, dan selanjutnya di enam kelompok asal; (2) Kapasitas ruangan yang kurang luas menyebabkan pelaksanakan diskusi menjadi kurang kondusif. Suara diskusi di kelompok ahli A bisa mengganggu aktivitas diskusi di kelompok ahli yang lain; (3) Setiap kelompok ahli terdiri dari 12 mahasiswa (idealnya enam) dan setiap kelompok asal terdiri dari 10 mahasiswa (idealnya lima) membuat diskusi kelompok tidak efektif, karena ada “peluang” bagi mahasiswa yang duduk berdekatan untuk ngobrol di luar materi.
Kendala lain yang dihadapi peneliti adalah dalam menyiapkan materi untuk tujuh kali pertemuan, yang setiap materi harus dlakukan breakdown menjadi lima bagian untuk lima kelompok ahli sebagai bahan diskusi. Ada materi yang terlalu “kecil” untuk dibagi menjadi lima sub-materi. Pengatasan yang peneliti lakukan adalah dengan menambah sub-materi dari materi (atau topik) yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2007). Learning to Teach. Diterjemahkan oleh Helly Prayitno
Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (2008). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Chun-Yen Chang & Song-Ling Mao (1999). The Effects on
Students’Cognitive Achievement When Using the Cooperative Learning Method in Earth Science Classroom. School Science and Mathematics, Volume 99. (Diakses dari Questia Media America. Inc. http://www.questia.com)

Gillies, R.M. & Ashman, A.F. (1998). Behavior and Interactions of Children in
Cooperative Group in Lower and Middle Elementary Grades. Journal of Educational Psychology, Vol. 90, No. 4, pp.746-757.

Gillies, R.M. (2003). The Behaviors, Interactions, and Participations of Junior
High School Students During Small-Group Learning. Journal of Educational Psychology, Vol. 95, No. 1, pp. 137-147.

Marning, M. L. & Lucking, R. (1991). The What, Why and How of Cooperative
Learning. Social Studies, Volume 82. (Diakses dari Questia
Media America. Inc. http://www.questia.com)

Resor, C. (2008). Encouraging Students to Read the Text: The Jigsaw
Method. Teaching History: A Journal of Methods, Volume 33. (Diakses dari Questia Media America. Inc. http://www.questia.com)

Siregar, LYS. (2009). Pengaruh Metode Belajar Kooperatif Terhadap Efikasi
Diri. Skripsi (Tidak diterbitkan). Program Magister Psikologi Fakultas Psikologi UGM.

Slavin, R.E. (1991). Educational Psychology. Englewoods Cliffs, New Jersey:
Prentice Hall International Limited.

Steiner, S., Stromwall, L.K., Brzuzy, S. & Gerdes, K. (1999). Using
Cooperative Learning Strategies in Social Work Education. Journal of Social Work Education, Volume 35. (Diakses dari Questia Media America. Inc. http://www.questia.com)

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan??? Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person 081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

IKLAN

Ingin kaos bertema BELAJAR, PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN?, bosan dengan kaos yang ada?, ingin mengedukasi keluarga atau murid dengan pembelajaran. HANYA KAMI SATU-SATUNYA DI INDONESIA PERTAMA KALI KAOS BERTEMA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN COCOK DIPAKAI UNTUK SEMUA KALANGAN DAN MEMBERI KESAN EDUKASI DAN PEMBELAJARAN DALAM SETIAP PEMAKAIAANYA

like juga FP kami di https://www.facebook.com/Kaospembelajaran?ref=hl untuk melihat berbagai kolkesi kaos belajar kami

Fast Respon CP : 081938633462 dan 082331864747 WA: 081615875217

KAOS BELAJAR

07/11/2014 Posted by | Belajar Dan Pembelajaran | Tinggalkan komentar

Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Belajar Iklan Di Facebook 468x60

A. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
a. Penilaian Sikap

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN OBSERVASI

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 7 Bandung
Mata Pelajaran : Fisika (Peminatan)
Kelas/Semester : X-MIA/2
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan : Pada saat Pelaksanaan pembelajaran.
Kompetensi Dasar : 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin
tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.

Indikator : 1. Tanggung jawab 4. Obyektif
2. Memiliki rasa ingin tahu 5. Teliti
3. Jujur 6. Cermat
Rubrik:
Indikator sikap tanggung jawab dalam pembelajaran (dasa darma pramuka nomor 9 ) :
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap memiliki rasa ingin tahu dalam kegiatan kelompok.( dasa darma pramuka no.6)
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk memiliki sikap rasa ingin tahu dalam kegiatan kelompok.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk memiliki sikap rasa ingin tahu dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memiliki sikap rasa ingin tahu dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha untuk memiliki sikap rasa ingin tahu dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap jujur terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. (sku no.1 dan dasa darma pramuka no.1 dan no.9)
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap jujur terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap jujur terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap jujur terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap jujur terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap obyektif terhadap proses pembelajara. (dasa darma pramuka no.9 dan sku no.14)
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap obyektif selama proses pembelajaran.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap obyektif selama proses pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap obyektif selama proses pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap obyektif selama proses pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap teliti terhadap proses pembelajaran. (dasa darma pramuka no.8 dan sku no. 2 dan no. 3 )
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap teliti selama proses pembelajaran.
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit usaha untuk bersikap teliti selama proses pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
3. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap teliti selama proses pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan ada usaha untuk bersikap teliti selama proses pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap cermat dalam menyampaikan gagasan/ide/pendapat. (dasa darma pramuka no.7 dan sku no. 2, 3, 7 dan 14 )
1. Kurang baik jika sama sekali tidak cermat dalam mengemukakan pendapatnya saat diskusi (diam saja)
2. Cukup jika menunjukkan ada sedikit sikap cermat dalam mengemukakan pendapatnya tetapi masih belum ajeg/konsisten (hanya menyampaikan lewat kawannya supaya gagasannya tersampaikan)
3. Baik jika menunjukkan sudah ada sikap cermat dalam mengemukakan pendapatnya tetapi masih belum ajeg/konsisten.
4. Sangat baik jika menunjukkan sudah cermat dalam mengemukakan pendapatnyasecara terus menerus dan ajeg/konsisten.(mampu mengemukakan pendapatnya)

 

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

PENILAIAN DIRI

 

Satuan Pendidikan   :  SMANegeri 7 Bandung

Mata Pelajaran         : Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester        :  X-MIA/2

Tahun Pelajaran       :  2013/2014

Kompetensi Dasar    : 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan

percobaan dan berdiskusi.

Indikator:

  1. Memiliki motivasi internal selama proses pembelajaran (dasa darma pramuka no. 1, 2, 3 dan 6)
  2. Menunjukan tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas kelompok (dasa darma prmuka no. 9)
  3. Menunjukkan sikap jujur dalam menerapkan aturan (dasa darma pramuka no.1 dan no.  9 serta sku no.1)
  4. Menunjukkan sikap teliti dalam menyelesaikan tugas individu maupun kelompok. (dasa darma pramuka no. 7 dan 8 serta sku no. 2 dan no.3)
  5. Menunjukkan  sikap kritis dalam mengemukakan gagasan, bertanya, atau menyajikan hasil diskusi. (sku no. 2, 3 , 7 dan 14)
  6. Menunjukkan sikap obyektif terhadap perbedaan pendapat/cara dalam menyelesaikan masalah. ( dasa darma 3, 4, 6, 7 dan 8 )

 

PENILAIAN DIRI
Nama                : …………………………….……………
Kelompok         : …………………………………………,
Untuk pertanyaan 1 sampai dengan 6, tulis masing-masing huruf sesuai dengan pendapatmu!
 
  • A = Selalu
 
  • B = Sering
 
  • C = Jarang
 
  • D = Tidak pernah
1   saya memiliki motivasi dalam diri saya sendiri selama proses pembelajaran
2 Saya bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas kelompok
3   Saya menunjukkan jujur dalam menerapkan aturan
 

4

Saya menunjukkan sikap teliti dalam menyelesaikan tugas individu maupun kelompok
 

5

6

  Saya menunjukkan sikap kritis dalam mengemukakan gagasan, bertanya, atau menyajikan hasil diskusi

Menunjukkan sikap obyektif terhadap perbedaan pendapat/cara dalam menyelesaikan masalah

Selama kegiatan pembelajaran, tugas apa yang kamu lakukan?
 

 

Pedoman Penskoran:

 
Skor 4, jika A = Selalu            Skor 2, jika C = Jarang  
Skor 3, jika B = Sering            Skor 1, jika D = Tidak pernah  

Skor Perolehan  =

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK

 

Satuan Pendidikan  : SMANegeri 7 Bandung

Mata Pelajaran        : Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester       : X-MIA/2

Kompetensi Dasar: 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan

percobaan dan berdiskusi.

Indikator:

  1. Tidak mencontek (jujur) hasil kerja teman ketika mengerjakan tugas individu materi elastisitas bahan dan gaya pegas. (dasa darma pramuka no.1 dan no.  9 serta sku no.1)
  2. Teliti dalam menyelesaikan masalah terkait materi elatisitas bahan dan gaya pegas. (dasa darma pramuka no. 7 dan 8 serta sku no. 2 dan no.3)
  3. Menunjukkan sikap kritis dalam diskusi kelompok maupun klasikal. (sku no. 2, 3 , 7 dan 14)
  4. Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan tugas individu maupun kelompok terkait materi elastisitas bahan dan gaya pegas. (dasa darma pramuka no. 7)
  5. Menunjukan sikap beratngungjawab dalam menyelesaikan tugas individu maupun kelompok terkait materi elastisitas bahan dan gaya pegas. (dasa darma pramuka no.9)

Instrumen :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PENILAIAN SIKAP

PENILAIAN JURNAL

 

Satuan Pendidikan    : SMANegeri7 Bandung

Mata Pelajaran           : Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester         : X-MIA/2

 

Kompetensi Dasar   : 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan

percobaan dan berdiskusi.

 

Indikator:

  1. Menunjukkan sikap tanggungjawab dengan orang lain(dasa darma pramuka no.9)
  2. Menunjukkan sikap jujur (dasa darma pramuka no.1, 9, 10 dan sku no.1)
  3. Menunjukkan sikap terbuka dalam perbedaan (dasa darma pramuka no.4 serta sku no.3 dan 4)

 

Jangka Waktu Pengamatan :

 

Format Jurnal

 

 

 

 

 

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tes Tulis (Bentuk Uraian)

Satuan Pendidikan    :   SMANegeri 7 Bandung

Mata Pelajaran           :   Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester         :   X-MIA/2

Kompetensi dasar       :

3.6   Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari

Indikator                   :

3.6.1    Menjelaskan karakteristik benda elastis dan tidak elastis

3.6.2   Menentukan tegangan, regangan, dan modulus elastisitas

 

Soal

 

 

 

 

 

No Kunci Jawaban Skor
 

 

 

 

 

 

Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya (tekanan atau tarikan) dari luar. Benda-benda yang memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat logam disebut benda elastis.

 

Adapun benda-benda yang tidak memiliki elastisitas(tidak kembali ke bentuk awalnya) disebut benda plastis.

Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan).

Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi. Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan semula.

  25

 

 

 

 

 

25

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   2.  

10

 

 

10

 

10

 

20

   
Skor maksimum 100

 

 

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN

TES LISAN

 

Satuan Pendidikan    : SMANegeri7 Bandung

Mata Pelajaran          :  Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester        : X-MIA/2

 

A. Kompetensi Dasar :

3

3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari hari.

 

B. Indikator :

3.6.3   Menentukan konstanta pegas melalui percobaan Hukum Hooke.

3.6.4  Menyimpulkan hasil percobaan Hukum Hooke.

3

3.3

C. Rubrik Penilaian Tes Lisan

 

DAFTAR ALTERNATIF PERTANYAAN :

 

KRITERIA YANG DINILAI/

ALTERNATIF PERTANYAAN

SKOR MAKSIMAL
 

 

A

  • Menentukan konstanta pegas melalui percobaan hukum Hooke
  • Menghitung konstanta pegas bila pegas dirangkai seri dan paralel

5

5

 

 

 

 

B

  • Menyimpulkan hasil percobaan hukum Hooke
  • Menyimpulkan bunyi hukum Hooke
 

5

10

 

 

SKOR MAKSIMAL 25

 

 

PEDOMAN PENSKORAN

 

KRITERIA YANG DINILAI/

ALTERNATIF PERTANYAAN

SKOR MAKSIMAL
Siswa dapat  menyimpulkan  dengan benar dan lengkap bunyi hukum Hooke yang berkaitan dengan  hasil percobaan. 4
Siswa dapat  menyimpulkan dengan benar  bunyi hukum Hooke yang berkaitan dengan hasil percobaan, tapi kurang lengkap. 3
Siswa dapat menyimpulkan dengan benar  bunyi hukum Hooke yang berkaitan dengan hasil percobaan, tapi salah sebagian besar. 2
Siswa tidak dapat menyimpulkan dengan benar bunyi hukum Hooke yang berkaitan dengan hasil percobaan 1

 

 

 

 

 

 

 

Format Penilaian dengan Tes Lisan

 

NO Nama Siswa Bahan Elastis Gaya Pegas Skor Total Nilai
P1 P2 P3 P1 P2 P3
1 Ani                
2 Adi                
3                

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

PENILAIAN PROJEK

 

 

Satuan Pendidikan         : SMANegeri7 Bandung

Mata Pelajaran               : Fisika (Peminatan)

Kelas/Semester             : X-MIA/2

Kompetensi dasar            :

4.6   Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan

Indikato:

1.6.1    Melakukan percobaan Hukum Hooke

1.6.2    Mengolah dan menyajikan data percobaan hukum Hooke

1.6.3    Menyajikan hasil percobaan hukum Hooke

 

Materi     :Percobaan hukum Hooke

 

Tugas

 

 

 

 

 

 

 

 

Rubrik Penilaian

 

Kriteria Kelompok
4 3 2 1
1 Kesesuaian dengan percobaan hukum Hooke        
2 Ketepatan memilih bahan elasstisitas (pegas)        
3 Kreativitas        
4 Ketepatan waktu pengumpulan tugas        
5 Kerapihan hasil        
Jumlahskor  

         

Keterangan:4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup baik, 1 = kurang baik

Nilai Perolehan =x 100

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

PENILAIAN PORTOFOLIO

 

SatuanPendidikan    :  SMANegeri7 Bandung

Mata Pelajaran         :  Fisika  (Peminatan)

Kelas/Semester       :  X-MIA/2

 

Kompetensi dasar :

4.6   Mengolah dan menganalisis hasil percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan

 

Indikator          :

1.6.4    Melakukan percobaan susunan seri dan paralel pegas

1.6.5    Mengolah dan menyajikan data percobaansusunan seri dan paralel pegas

1.6.6    Menyajikan hasil percobaansusunan seri dan paralel pegas

 

 

Jenis Portofolio         :   

Individual dengan input dan bantuan kelompok kooperatif (terdiri dari 3 orang)

 

 

Tujuan Portofolio      :   

Memantau perkembangan kemampuan, keterampilan, dan komunikasi

 

Tugas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rubrik Penilaian

Nama siswa:  …………………………………………………

Kelas           : ………………………………………………….

 

No Kategori Skor Alasan
1 1. Apakahportofoliolengkap dan sesuaidenganrencana?    
2 2. Apakahlembarisian yang dibuatsesuai?    
3 3. Apakahterdapaturaiantentangprosedurpengukuran/pengamatan yang dilakukan?    
4 Apakahisianhasilpengukuran/pengamatandilakukan secara benar?    
Apakah data dan fakta yang disajikanakurat?    
Apakahinterpretasi dan kesimpulan yang dibuat logis?    
Apakahtulisan disajikan secara menarik?    
Apakahbahasa yang digunakanuntukmenginterpretasikanlugas, sederhana, runtut dan sesuaidengankaidah EYD?    
Jumlah    

 

Kriteria:

5 = sangatbaik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang,  dan 1 = sangatkurang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran

  1. Lembar Observasi dan kinerja presentasi

 

LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI

DAN KINERJA PRESENTASI

 

Mata Pelajaran: Fisika

Kelas/Program  :  X/MIA

Kompetensi       : KD 3.6 dan 4.6

Kelas                :  …………………..

 

No Nama Peserta didik Observasi Kinerja Presentasi Jml

Skor

NilaI
Akt tgjwb Kerjsm Prnsrt Visual Isi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Abdul Syukur 4 4 3 4 3 3 21  
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                   

 

Keterangan pengisian skor

  1. Sangat tinggi
  2. Tinggi
  3. Cukup tinggi
  4. Kurang
    1. Pretes/postes

Pretes/Postes Pertama

  1. Berilah tanda ceklist pada kolom Benar atau Salah
No Pernyataan Benar Salah
Dalam keadaan apa pun benda elastis pasti kembali ke bentuk semula    
Karet selalu bersifat elastis    
Batang kayu selalu bersifat plastis    
Satuan stress identik dengan Pascal    
Kekuatan pegas dinyatakan dengan konstanta pegas    
Menurut Hooke makin besar gaya pegas, makin besar pertambahan panjangnya    

 

  1. Jawablah petanyaan berikut ini

 

  1. Sebuah pegas mula-mula panjangnya 20,0 cm, ditarik dengan gaya 2,1 N panjangnya menjadi 23,0 cm. Berapa besar konstanta pegas? Berapa besar gaya pegas saat panjang pegas yang ditarik menjadi 25,0 cm?

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

 

  1. Contoh Tes Uraian

 

  1. A sign (m = 200 kg) hangs from the end of vertical steel girder with cross-sectional area of 0.5 cm2 and 50 cm of length. The additional of length is 2.5 cm in this situation
    1. What is the strain and stress on the girder?
    2. Calculate the modulus Young!

 

  1. Perhatikan data percobaan berikut

Perhatikan data percobaan tentang pegas yang diberi beban (g = 10 m.s-2).

Exp Mass (gram) Panjang pegas (cm)
1) 50 32.0
2) 100 34.5
3) 250 42.0
4) x 45.0
  1. Berapa konstanta pegas (k)!
  2. Perkirakan nila x pada percobaan ke 4!

 

  1. Sebuah pegas mula-mula panjangnya 27,0 cm. Ketika diberi beban 100 gram panjang pegas menjadi 29,5 cm. Berapa panjang pegas jika masa beban yang digantungkan 170 gram?

 

 

 

  1. Lembar Kerja Praktik

Timbang seluruh massa beban gantung kombinasi berikut dengan pengaitnya (Mo)

  1. Susun alat seperti gambar
  2. Baca skala yang ditunjukan mistar pada bagian bawah beban pada posisi awal (Lo)
  3. Ambil satu beban dan catat massanya (m), kemudian baca skala pada mistar (L)
  4. Lakukan percobaan dengan terus menerus mengambil masa beban. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti. Kemudian masukan data percobaan ke dalam tabel berikut ini

Data Percobaan

Mo = …………….. kilogram

Lo = ……………..meter

 

Perc Ke Total masa yang diambil

(m)

Bacaan Mistar

(L)

0  
0,02  
   
   
   

 

  1. Buatlah grafik dengan m sebagai sumbu x dan L sebagai sumbu y
  2. Jawablah pertanyaan berikut ini
    1. Tuliskan persamaan grafik yang terbentuk
    2. Hitung gradiennya
    3. Amati data percobaan, kemudian hitung besar konstanta pegas (k)
    4. Tentukan titik potong sumbu X (Xo) dan titik potong sumbu Y (Yo)
    5. Jika sebuah tetapan Q = grad x k, hitunglah nilai tetapan Q!

Catatan:

Kontrol ketelitian dan kejujuran data adalah: grafik berbentuk turun, gradien negatif dan nilai Q mendekati nilai percepatan gravitasi.

  1. Buatlah laporan praktik dengan struktur seperti berikut. Gunakan laptop/komputer atau kalkulator (scientific calculator) untuk mendapatkan grafik dan persamaan garis yang akurat. Kirim laporan melalui email : sakimmpd@yahoo.com

Struktur laporan adalah sebagai berikut

  1. Judul
  2. Tujuan
  3. Landasan teori
  4. Alat dan bahan (sertakan dengan gambar atau foto)
  5. Langkah kerja
  6. Data percobaan
  7. Jawaban pertanyaan
  8. Kesimpulan
  9. Referensi

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PRAKTIKUM

(PORTOFOLIO)

 

Mata Pelajaran      : Fisika

Kelas/Peminatan   : X/MIA-1

Materi Pokok                   : Elastisitas dan Gaya Pegas

 

No Nama Peserta didik Aspek Penilaian Skor rata-rata Nilai
Visual Ketelitian Kejujuran Penyajian Data Bentuk Regresi Jawaban Pertanyaan
Abdul Syukur 3 4 4 3 3 3 3,33 83
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 

 

 

 

 

IKLAN

CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan??? Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person 081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF

IKLAN

Ingin kaos bertema BELAJAR, PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN?, bosan dengan kaos yang ada?, ingin mengedukasi keluarga atau murid dengan pembelajaran. HANYA KAMI SATU-SATUNYA DI INDONESIA PERTAMA KALI KAOS BERTEMA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN COCOK DIPAKAI UNTUK SEMUA KALANGAN DAN MEMBERI KESAN EDUKASI DAN PEMBELAJARAN DALAM SETIAP PEMAKAIAANYA

like juga FP kami di https://www.facebook.com/Kaospembelajaran?ref=hl untuk melihat berbagai kolkesi kaos belajar kami

Fast Respon CP : 081938633462 dan 082331864747 WA: 081615875217

KAOS BELAJAR

07/10/2014 Posted by | Belajar Dan Pembelajaran | Tinggalkan komentar