BIOLOGI ONLINE

blog pendidikan biologi

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang Pule ( Alstonia scholaris) Terhadap Kadar Hipertensi Tikus Putih

RINGKASAN USUL PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang Pule ( Alstonia scholaris) Terhadap Kadar Hipertensi Tikus Putih

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenyataan:

  • Pule (Alstonia sp) merupakan tumbuhan asli Indonesia dan penyebarannya cukup luas di Indonesia. Pulai tumbuh mulai dari ketinggian 10 – 1250 m dpl dengan variasi tapak yang beragam baik pada areal rawa, gambut, pasang surut maupun daerah kering (Martawidjaja, 1981)
  • Kulit batang pule (Alstonia scholaris R.Br.) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Dari studi pustaka, kulit batang pule berkhasiat sebagai penurun demam, meningkatkan selera makan, mengobati radang ginjal, obat kencing manis, obat malaria, obat tekanan darah tinggi dan obat cacing (Wijayakusuma, 2001)
  • Tumbuhan pule kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain: Kulit batang: saponin, flavonoida dan polifenol. Alkaloid : ditamine (C18H19NO3), ditaine (echititamine), echi-kaoetchine. Zat pahit : echeretine, echicherine (Reni, 1998).
  • Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat; pahit, anti piretik, anti malaria, anti demam,anti hipertensi/ anti andenergik, melancarkan saluran darah (Zainal, 2005).
  • Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.
  • Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai sekitar 330 juta jiwa.

    Sementara di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO pada tahun 2003 tercatat lebih dari 13 juta penderita diabetes, dari jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030

Harapan:

  • Tanaman Pule dapat digunakan dalam mengobati atau menurunkan kadar glulkosa pada penderita Diabetes Melitus.
  • Tanaman pule dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam pengobatan Diabetes Melitus.

Masalah:

  • Bagaimanakah ekstrak kulit batang pule dapat menurunkan kadar glukosa pada percobaan menggunakan hewan tikus?

1.2 Rumusan Masalah

  • Apakah dengan menggunakan ekstrak kulit batang tanaman pule dapat menurunkan kadar glukosa pada hewan percobaan tikus?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan ekstrak kulit batang pule dapat menurunkan kadar glukosa pada hewan percobaan tikus.

1.4 Manfaat Penelitian

a) Bagi Masyarakat

  • Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai tanaman pule yang dapat digunakan dalam mengobati Diabetes Melitus
  • Dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama penderita Diabetes Melitus untuk mengobati penyakitnya.

c) Bagi Peneliti

Dapat mempelajari lebih dalam mengenai tanaman pule untuk pengobatan Diabetes Melitus sehingga lebih memperkaya pengetahuan peneliti terhadap berbagai macam penelitian yang nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat.

1.5 Batasan Penelitian

a) Tanaman yang digunakan pada penelitian ini analah pule (Alstonia scholaris) terutama pada bagian kulit batang.

b) Penyakit yang diteliti pada percobaan kali ini adalah hipertensi.

1.6 Definisi Istilah

a) Ekstrak adalah sediaan sari pekat tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan (Zainal, 2007).

b) Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup (Agus, 2005).

II. STUDI PUSTAKA

2.1  Tanaman Pule

  • Klasifikasi
  • Morfologi
  • Penyebaran dan habitat
  • Kegunaan

2.2  Diabetes Melitus

  • Pengertian
  • Penyebab
  • Patofisiologi
  • Tanda dan gejala

2.3  Flavonoid

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian: Penelitian eksperimen

Rancangan penelitian: Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan disain penelitian Post test Randomized Control Design.

3.2 Populasi dan Teknik Sampling

  • Populasi: Tikus Putih yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.
  • Teknik sampling: Cluster Random Sampling
  • Sample: 4 buah tikus putih

3.3 Jenis dan Definisi Operasional Variabel

  • Jenis Variabel

Variabel bebas: Konsentrasi ekstrak pule, dosis ekstrak 490 mg/kg bb

Variabel tergantung: Kadar glukosa darah pada tikus yang menderita diabetes

Variabel kontrol: Umur, jenis pakan, ukuran kandang.

  • Definisi Operasional Variabel

Konsentrasi ekstrak pule: Adalah jumlah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat aktif dari tanaman pule menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Kadar Glukosa darah pada tikus: adalah banyaknya glukosa yang terkandung dalam 1L atau 1 dL darah tikus wistar yang diperiksa secara kuantitatif.

Umur: umur adalah perhitungan yang dimulai dari awal dilahirkanya tikus hingga pada saat akan dilakukan percobaan, pada percoban ini umur tikus dibuat seragam dengan umur ± 3 bulan.

Jenis pakan: jenis pakan adalah jenis makanan yang akan diberikan pada tikus selama masa percobaan.

Ukuran kandang: ukuran kandang adalah jumlah panjang dan lebar tempat yang akan digunakan sebagai tempat pemeliharaan tikus.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

A. Persiapan Penelitian

1. Penentuan Dosis ekstrak 490 mg/kg bb adalah dosis pada mencit yang memberikan efek farmakologi (Kumolosasi, 1999).

2. Memilih hewan uji (tikus putih jantan) sejumlah 20 ekor, umur 2 bulan, berat badan awal 183 – 262 gram.

3. Menyiapkan kandang tikus putih lengkap dengan tempat pakan dan minum.

4. Membuat ekstrak kulit batang pule

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Mengelompokkan tikus putih percobaan yang berjumlah 4 ekor secara random dengan undian menjadi 3 kelompok, yaitu satu kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan.

2. Tiap tikus dinaikkan kadar kolesterol darahnya dengan cara sinduksi dengan Aloxan.

3. Setelah 1 minggu, kolesterol masing-masing kelompok tikus diukur untuk mengetahui bahwa tikus telah mengalami hiperkolesterolemi (kadar kolesterol > 54 mg/dl), kemudian diukur kadar kolesterol HDL dan LDLnya.

4. Tikus Hiperkolesterolemi diperlakukan sebagai berikut :

Kelompok I : Sebagai kontrol negatif tanpa diberi ekstrak Lidah Buaya.

Kelompok II : Diberi ekstrak kulit batang Pule dengan dosis 0,5 ml/200grBB/hari.

Kelompok III : Diberi ekstrak kulit batang Pule dengan dosis 1 ml/200grBB/hari

Pemberian ekstrak kulit batang Pule dilakukan per oral, dengan cara gavage selama 14 hari (2 minggu). Pada hari ke-15 tikus ditimbang dan darahnya diambil dengan mikrohematokrit melalui plexus retro orbitalis sebanyak 2 ml untuk diukur kadar LDL dan HDL-kolesterolnya. Selama perlakuan, tikus diberi pakan pellet biasa dan air minum ad libitum.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur kadar LDLkolesterol dan HDL-kolesterol serum darah tikus putih menggunakan CHODPAP (Cholesterol Oxidase Para Aminophenazone) yang direkomendasikan oleh Europen Atherosklerosis Society. Metode ini menggunakan larutan utama, yaitu larutan sampel berupa serum dan larutan reagen yang terdiri dari larutan blangko dan larutan standar (serum).

Setelah dilakukan pengujian terhadap kadar kolesterol-LDL dan kolesterol-HDL, data-data yang diperoleh disusun dalam tabel berikut ini :

Tabel 1. Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL Setelah Perlakuan.

Perlakuan Kadar LDL Kadar HDL
I
II
III
IV

Untuk pengukuran kadar LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol diperiksa di Laboratorium Kimia UMM.

3.5 Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Lidah Buaya dengan berbagai dosis terhadap kadar LDL dan HDL serum darah tikus putih, dilakukan Analisis Varians (ANAVA) satu jalan dengan taraf kepercayaan 5 % (Sudjana, 1988).

Keterangan:

db        : Derajat kebebasan

JK        : Jumlah kuadrat

KT       : Kuadrat tengah

F          : Nilai frekuensi

T(1-1/2a) : Treatment

r           : Replikasi/ulangan

Daftar Pustaka

04/29/2010 - Posted by | Fitofarmaka

6 Komentar »

  1. proposal penelitian ya bro? 😀

    mohon kunjungan n koment2 ke

    http://lovenroll.wordpress.com/ and http://oikco.wordpress.com/

    trims… salam kenal 😀

    Komentar oleh joni prayoga | 04/29/2010

  2. betul bro yup thanx salam kenal juga

    Komentar oleh zaifbio | 04/29/2010

  3. bagus juga nih skripsinya
    kunjungi balik ya
    obat herbal

    Komentar oleh toko herbal | 12/08/2011

  4. batang pule itu seperti apa sih???

    Obat diabetes

    Komentar oleh afiqaholic | 10/24/2012

  5. penelitiannya kumolosasi yang tahun 1999 mana tolong dicantumkan ya,,,biar kita tambh tau

    Komentar oleh diefah | 02/27/2013

  6. […] PDF File Name: Pengaruh pemberian ekstrak kulit batang pule ( alstonia Source: zaifbio.wordpress.com » DOWNLOAD « […]

    Ping balik oleh Download Prosiding Kolesterol | Terbaru 2015 | 01/02/2015


Tinggalkan komentar