BIOLOGI ONLINE

blog pendidikan biologi

PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN TEKNIK SELF PURIFICATION DI ALIRAN SEKITAR SUNGAI BRANTAS

PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN TEKNIK SELF PURIFICATION DI ALIRAN SEKITAR SUNGAI BRANTAS

Sukma Maholla Y.P., Kartika Juliana., Beni Bakhtiar

Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM

Ringkasan

Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaanya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur, limbah cair industri dan limbah cair domestik yang dibuang di Kali Brantas mencapai 150 ton per hari dengan komposisi 55 persen berasal dari limbah domestik dan 45 persen limbah industri (Gresik Surya, 03/09/2009).

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah (Anonim, 2009).

Limbah-limbah yang ada di Sungai Brantas ini akan membawa dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar, diantaranya:1) Limbah Industri Pangan, sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). 2) Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. 3) Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar. 4) Limbah Industri Logam & Ekektronika. (Kartini, 2009).

Pengurangan limbah di Sungai Brantas ini dapat dilakukan melalui teknik Self  Purification sebagai solusi alternatuf minimalisasi pencemaran air dan lingkungan, teknologi. Solusi itu berupa penemuan ekoteknis yang menggunakan rancangan berbasis ekologi dan sekaligus perpaduan antara sistem pengelolaan limbah cair yang menggunakan kolam dan memanfaatkan lahan secara hidroponik dengan menggunakan media batu krikil dan tanaman bunga air. solusi teknologi ini bermanfaat karena pembuatan dan perawatannya mudah serta biaya investasi dan operasionalnya jauh lebih rendah dibanding sistem konvensional yang menggunakan alat mesin dan filter yang canggih. Semakin berkembangnya akar-akar tanaman dikemudian hari maka kualitas effluent yang dihasilkan makin membaik dan memproduksi genetik enzime beranekaragam sesuai dengan perubahan zat-zat kandungan limbah cair yang bersifat berkelanjutan.

v


PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan essensial bagi makhluk hidup. Tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Tanpa air dunia akan menjadi sebuah planet yang tidak bernyawa atau gersang. Sekitar 71% atau ¾ komposisi bumi terdiri dari air. Rumus kimia air adalah H2O (tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen). Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaanya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara. (Middleton, 2009).

Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Keadan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995).

Sementara itu berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur, limbah cair industri dan limbah cair domestik yang dibuang di Kali Brantas mencapai 150 ton per hari dengan komposisi 55 persen berasal dari limbah domestik dan 45 persen limbah industri. Penanganan limbah industri sekarang sedang digalakkan oleh BLH Jatim dengan Perum Jasa Tirta 1 Malang melalui patroli sungai. (Gresik Surya, 03/09/2009).

Kondisi ini berakibat pada penurunan kemampuan bendungan untuk menampung air sebagai pasokan produksi tenaga listrik, irigasi pertanian, dan industri hilir. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan membawa dampak pada krisis energi dan pangan, khususnya pada daerah aliran sungai (DAS) Brantas.

Selain kuantitas, kualitas sungai Brantas Juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tingginya pollutan terlarut dari hulu ke hilir yang masuk ke badan sungai Brantas menjadi penyebab utamanya. Pollutan ini berasal dari penggunaan pestisida, pupuk kimia untuk pertanian, limbah industri yang tidak terolah, limbah rumah tangga baik limbah padat maupun cair, limbah peternakan dan lainnya yang masuk begitu saja. Kejadian ini tidak hanya di sepanjang aliran sungai Brantas, namun juga melalui semua anak sungai yang ber hilir pada sungai Brantas. (Geng, 2009).

Di sisi lain, tipikal kota-kota besar di Indonesia khususnya pulau Jawa selalu mendekati sumber air terdekat, yang umumnya adalah sungai. Bisa dimaklumi, ini akan mempermudah untuk mendapatkan air sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Kota Surabaya misalnya, kebutuhan air bersih kota ini bergantung pada beberapa anak sungai Brantas. Melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), air tersebut dimurnikan melalui beberapa proses serta disalurkan  ke masyarakat melalui sistem pemipaan (Anonim, 2005).

Solusi yang Ditawarkan

Pengurangan limbah di Sungai Brantas ini dapat dilakukan melalui teknik Self  Purification sebagai solusi alternatuf minimalisasi pencemaran air dan lingkungan, teknologi. Solusi itu berupa penemuan ekoteknis yang menggunakan rancangan berbasis ekologi dan sekaligus perpaduan antara sistem pengelolaan limbah cair yang menggunakan kolam dan memanfaatkan lahan secara hidroponik dengan menggunakan media batu krikil dan tanaman bunga air.

Akar tanaman bunga air akan mengisi pori-pori kerikil dan membentuk sel biofilm sebagai biological moleculer filter (BMF) yang memproduksi genetik ratusan juta macam biological enzime berfungsi sebagai biodegrable zat beranekaragam yang terkandung dalam limbah cair. Bunga air dimanfaatkan sesuai karakteristik limbah cair yang ada, mengingat tanaman ini berakar luas dan dalam bisa hidup baik kondisi aerob maupun anaerob serta tumbuh lebat didalam pori-pori kerikil.

Disamping itu, solusi teknologi ini bermanfaat karena pembuatan dan perawatannya mudah serta biaya investasi dan operasionalnya jauh lebih rendah dibanding sistem konvensional yang menggunakan alat mesin dan filter yang canggih. Semakin berkembangnya akar-akar tanaman dikemudian hari maka kualitas effluent yang dihasilkan makin membaik dan memproduksi genetik enzime beranekaragam sesuai dengan perubahan zat-zat kandungan limbah cair yang bersifat berkelanjutan. Pengelolaan limbah cair yang ramah lingkungan serta menjadikan air Sungai Brantas dan lingkungan yang bersih, indah dan air proses dapat dimanfaatkan serta memenuhi hajat hidup masyarakat di hulu sampai hilir Brantas dan menambah deretan objek wisata ekologi dengan nuansa alami.

Dengan begitu kuantitas dan kualitas air menjadi perhatian kita bersama baik di hulu maupun di hilir untuk mencegah dan menangani secara terpadu seluruh stakeholder dengan cara menumbuhkembangkan konservasi hutan dan lahan di dataran Sungai Brastas serta penerapan tekologi tepat guna dalam pengelolaan limbah cair agar meminimalisasi beban pencemaran air Sungai Brantas.

Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah memberikan solusi dari pengurangan bahaya limbah di Sungai Brantas. Yaitu dengan penerapan teknik Self Purification. Manfaat dalam penulisan ini adalah membentuk kesadaran masyarakat terhadap bahayanya limbah yang ada di Sungai Brantas, dalam kehidupan masyarakat sekitar sungai tersebut. Dengan menerapkan teknik Self Purification ini, kita juga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas air yang ada di Sungai Brantas tersebut

GAGASAN

Sungai Brantas

Sungai Brantas adalah sebuah sungai di Jawa Timur yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Luasnya ± 320 km. Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu), lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua manjadi Kali Mas (ke arah Surabaya) dan Kali Porong (ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo).

Sungai Brantas memiliki fungsi yang sangat penting bagi Jawa Timur mengingat 60% produksi padi berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini. Akibat pendangkalan dan debit air yang terus menurun sungai ini tidak bisa dilayari lagi. Fungsinya kini beralih sebagai irigasi dan bahan baku air minum bagi sejumlah kota disepanjang alirannya. Adanya beberapa gunung berapi yang aktif di bagian hulu sungai, yaitu Gunung Kelud dan Gunung Semeru menyebabkan banyak material vulkanik yang mengalir ke sungai ini. Hal ini menyebabkan tingkat sedimentasi bendungan-bendungan yang ada di aliran sungai ini sangat tinggi (Anonim, 2009).

Curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun. Total Potensi air permukaan sebesar 373,64 m3/detik atau 11.738,2 juta m3 /tahun. Jumlah penduduk di WS Sungai Brantas tahun 2007 adalah sebesar 16.200.000 jiwa (43% Jawa Timur), dengan pertumbuhan rata-rata 0,99 % dan kepadatan 1.272 jiwa/km2. Pengembangan Wilayah Sungai Brantas dilaksanakan bedasarkan Rencana Induk yang telah 4 (empat) kali disusun (1961,1973,1985,1998) (Anonim,2008).

Gambar 1. Peta Wilayah Sungai Brantas

Air

Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas Bumi, yang meliputi 70% permukaannya dan berjumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik. Apabila dituang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata-rata 3 kilometer. Namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air, kira-kira 97%, ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampir semuanya, kira-kira 87 persennya,tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.

Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Macam-macam limbah antara lain, 1) limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. 2) Limbah padat, 3) Limbah gas dan partikel, 4) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dampak Limbah

Limbah-limbah yang ada di Sungai Brantas ini akan membawa dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar, diantaranya:

1) Limbah Industri Pangan, apabila efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

2) Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya.

3) Limbah Industri Sandang Kulit & Aneka Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing, penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses pencucian memerlukan air sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar.

4) Limbah Industri Logam & Ekektronika (Kartini, 2009).

Perubahan warna perairan                               Cemaran padatan

Pencemaran air sumur akibat sanitasi yang jelek

Analisis Pencemaran

  1. Pengukuran pH

Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran dalam kandungan ion H+ yang menunjukan suatu perairan asam atau basa. Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5-8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme.

  1. Oksigen Terlarut

Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami barkisar 5-7 ppm (part per million atau satu per sejuta; 1 ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Parameter oksigen terlarut memberikan indikasi tentang tingkat kesegaran air akibat adanya proses biodegradasi dan asimilasi pada bahan air. Pada umumnya model OT adalah dianalisis berdasarkan kinetika reaksi orde satu (Thoman dan Mueller, 1987). Namun pada saat ini diketahui, bahwa model kualitas air (terutama OT) yang lebih komplek diperlukan untuk menunjukkan interaksi parameter fisika/kimia dan biologi yang lebih akurat (Biswat dan Asit, 1981).

Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (tosik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968). Idealnya kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Anonim, 2004).

  1. Pengukuran BOD

Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organism pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Pescod, 1973).

Parameter BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Penentuan BOD sangat penting untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di alam (Sawyer & Mc Carty, 1978).

  1. COD (Chemical Oxygen Demand)

Kebutuhan oksigen kimia atau COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr 2, O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G. Alerts dan SS Santika, 1987).

  1. Suspended Solid (SS)

Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) adalah semua zat padat (pasir, lumpur dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan dapat berupakomponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi ataupun komponen mati (abiotik) seperti detritus dan paryikel-partikel anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan (Permana et al., 1994).

  1. Pengukuran Ammonia, Nitrit dan Nitrat

Ammonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang pada kadar tinggi bersifat racun terhadap organisme perairan. Pada pH rendah ammonia berubah menjadi NH4+ dan disebut ammonium. Ammonia sendiri berada dalam keadaan tereduksi (-3), sumber ammonia pada air permukaan adalah air seni , tinja dan juga hasil oksidasi senyawa organik mikrobiologis yang berasal dari air alam atu limbah indutri dan domestik. Kadar ammonia yang tinggi dapat menimbulkan pencemaran dan membahayakan kehidupan biota perairan.

Keberadaan nitrat dan nitrit dapat diindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar oleh bakteri (kontaminasi kotoran hewan atau manusia). Nitrit lebih berbahaya dengan dua komponennya. Dalam jumlah yang banyak dapat mengganggu darah dalam mengangkut oksigen dan bersifat racun. Level maksimum nitrat yang direkomendasikan cukup bervariasi (Hakim, 2006).

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001 mg/L. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L adalah bersifat toksik bagi organisme perairan (Anonim, 2006). Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah (Effendi, 2003).

Nitrit yang dijumpai pada air minum dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker (Alaert dan Santika, 1984).

Sumber Data

Data dan fakta yang berhubungan dengan pembahasan tema ini didapatkan dengan tahapan-tahapan pengumpulan data dengan cara pembacaan kritis terhadap ragam literatur yang berhubungan dengan tema pembahasan.

Data yang digunakan adalah data dengan kriteria telah dipublikasikan kepada masyarakat melalui literatur yang diterbitkan, surat kabar, buletin, jurnal upun internet. Dengan demikian penulis mengelompokan atau menyeleksi data dan informasi berdasarkan kategori dan relevansi untuk selanjutnya dianalisis dan disimpulkan.

Analisis Data

Dalam penulisan ini teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptifkualitatif. Menurut Arikunto (1998), analisa deskriptif kualitatif adalah analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Untuk menganalisa data dan informasi yang didapat, digunakan analisis isi (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik yang sistematik untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan pesan. Analisis isi selalu melibatkan kegiatan menghubungkan atau membandingkan penemuan berupa kriteria atau teori. Langkah yang dilakukan dalam menganalisis data pada penelitian ini menggunakan interaktive model dari Miles dan Huberman (Miles dan Huberman, 1994). Model ini terdiri dari 4 komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan data, (2) penyederhanaan atau reduksi data, (3) penyajian data dan (4) penarikan dan pengujian atau verifikasi kesimpulan.

Analisis

Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkan didapatkan data bahwa limbah  telah menjadi permasalahan pada lingkungan (Widianto, 2009). Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah (Anonim, 2009). Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dengan demikian perlu dilakukan pencegahan untuk mengurangi limbah pada sungai Brantas dengan melakukan Self Purification. Self  Purification sebagai solusi alternatif minimalisasi pencemaran air dan lingkungan, teknologi. Solusi itu berupa penemuan ekoteknis yang menggunakan rancangan berbasis ekologi dan sekaligus perpaduan antara sistem pengelolaan limbah cair yang menggunakan kolam dan memanfaatkan lahan secara hidroponik dengan menggunakan media batu krikil dan tanaman bunga air.

Sintesis

Penyediaan Air Bersih dengan Teknik Self Purification Di Aliran Sekitar Sungai Brantas

Solusi yang ditawarkan untuk penyediaan air bersih di aliran sungai Brantas, yaitu dengan menggunakan teknik Self Purification. Solusi ini merupakan penemuan ekoteknis yang menggunakan rancangan berbasis ekologi dan sekaligus perpaduan antara sistem pengelolaan limbah cair yang menggunakan kolam dan memanfaatkan lahan secara hidroponik dengan menggunakan media batu krikil dan tanaman bunga air.

Akar tanaman bunga air akan mengisi pori-pori kerikil dan membentuk sel biofilm sebagai biological moleculer filter (BMF) yang memproduksi genetik ratusan juta macam biological enzime yang berfungsi sebagai biodegrable zat beranekaragam yang terkandung dalam limbah cair. Bunga air dimanfaatkan sesuai karakteristik limbah cair yang ada, mengingat tanaman ini berakar luas dan dalam bisa hidup baik kondisi aerob maupun anaerob serta tumbuh lebat didalam pori-pori kerikil.

Disamping itu, solusi teknologi ini bermanfaat karena pembuatan dan perawatannya mudah serta biaya investasi dan operasionalnya jauh lebih rendah dibanding sistem konvensional yang menggunakan alat mesin dan filter yang canggih. Semakin berkembangnya akar akar tanaman dikemudian hari maka kualitas effluent yang dihasilkan makin membaik dan memproduksi genetik enzime beranekaragam sesuai dengan perubahan zat-zat kandungan limbah cair yang bersifat berkelanjutan. Pengelolaan limbah cair yang ramah lingkungan serta menjadikan air Sungai Brantas dan lingkungan yang bersih, indah dan air proses dapat dimanfaatkan serta memenuhi hajat hidup masyarakat di hulu sampai hilir Brantas dan menambah deretan objek wisata ekologi dengan nuansa alami.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).  Limbah-limbah yang ada di Sungai Brantas ini akan membawa dampak bagi kehidupan masyarakat sekitar, diantaranya:1) Limbah Industri Pangan, sektor Industri/usaha kecil pangan yang mencemari lingkungan antara lain; tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut).

Pengurangan limbah di Sungai Brantas ini dapat dilakukan melalui teknik Self  Purification sebagai solusi alternatuf minimalisasi pencemaran air dan lingkungan, teknologi. Solusi itu berupa penemuan ekoteknis yang menggunakan rancangan berbasis ekologi dan sekaligus perpaduan antara sistem pengelolaan limbah cair yang menggunakan kolam dan memanfaatkan lahan secara hidroponik dengan menggunakan media batu krikil dan tanaman bunga air.  Akar tanaman bunga air akan mengisi pori-pori kerikil dan membentuk sel biofilm sebagai biological moleculer filter (BMF) yang memproduksi genetik ratusan juta macam biological enzime berfungsi sebagai biodegrable zat beranekaragam yang terkandung dalam limbah cair. Bunga air dimanfaatkan sesuai karakteristik limbah cair yang ada, mengingat tanaman ini berakar luas dan dalam bisa hidup baik kondisi aerob maupun anaerob serta tumbuh lebat didalam pori-pori kerikil.

Saran

Saran yang diberikan kepada semua pihak bahwasanya air bersih merupakan pokok utama dalam kehidupan. Sehingga kualitas dan kuantitasnya harus tetap terjaga dari bebagai pencemaran, trutama pencemaran air. Mengingat salah satu cara untuk mencegah pengurangan limbah adalah dengan menggunakan teknik Self Purification. Teknik ini sangat mudah dan murah, sehingga teknik ini dapat dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts G, & S.S. Santika. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.6-7.

Biswat, Asit K. 1981. Models for Water Quality Management. Mc Graw Hills, USA. pp 134.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisus.

Hakim, Roli Sofwah. 2006. Menentukan Kualitas Air. BULETIN CP. September 2006 Nomor 81/Tahun VII.

Permana, S.D; E. Triyati, A. Nontji. 1994. Pengamatan Klorofil dan Seston di Perairan Selat Malaka 1978-1980: Evaluasi Kondisi Perairan Selat Malaka. 1978-1980. P.63.

Pescod, M.D. 1973. Investigation of Rational Effluen and Stream Standards for Tropical Countries. A.I.T. Bangkok, 59 pp.

Sawyer, C.N and P.L., MC CARTY, 1978. Chemistry for Environmental Engineering. 3rd ed. Mc Graw Hill Kogakusha Ltd.: 405-486 pp.

Swingle, H.S. 1968. Standardization of Chemical Analysis for Water and Pond Muds. F.A.O. Fish, Rep. 44, 4 , 379-406 pp.

Thoman and Mueler. 1987. Principles of Surface Water Quality Modelling and Control. Harper & Row Publisher Inco, New York, USA. pp 226 and 462.

Wardhana, W. A., 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Keputusan Pemerintah PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Anonim. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. No. 51 Tahun 2004. Tentang: Baku Mutu Air Laut. 2004. 11 hal.

Anonim. 2009. Diakses dari http://lingkunganku.multiply.com/journal/item/3/Dampak_Limbah. Tanggal 20 Desember.

Anonim. 2009. Diakses dari http://dipterocarpa.blogspot.com/2005/05/dampak-limbah.html. Tanggal 20 Desember.

Geng. 2009. Diakses dari http://www.tunashijau.org/2009/brantas1306.htm. Tanggal 20 Desember.

Gresik Surya. 2009. Diakses dari http://www.surya.co.id/2009/08/03/limbah-sungai-brantas-mengkhawatirkan.html. Tanggal 20 Desember.

Kartini, Citra. 2009. Diakses dari http://www.telecenter-citrakartini.co.cc/2009/07/pencemaran-limbah-di-aliran-sungai.html. Tanggal 21 Desember.

Middleton, Richard. 2009. Diakses dari http://air/airbrs1.html. tanggal 20 Desember 2009.

Widianto,Eko. 2009. Diakses dari http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/06/27/brk,20090627-184072,id.html. Tanggal 21 Desember.

Lampiran 1

Daftar Riwayat Hidup Penulis dan Dosen Pembimbing

Ketua Kelompok

a. Nama Lengkap                    : Nur Laili Fauziah

b. Tempat, Tanggal Lahir        : Probolinggo, 30 Januari 1988

c. Agama                                 : Islam

d. Alamat                                : Jl. Raya Jabung sisir No. 149 Paiton, Malang

e. No. Telp/HP                        : 087859010146

f. Riwayat Pendidikan Formal

No Jenjang Nama Institusi Tahun Lulus
1 SD SDN 02 Jabung sisir 2000
2 SLTP SLTPN 01 Paiton 2003
3 SLTA SMA UNGGULAN HAF-SAWATI BPPT GENGGONG PAJARAKAN PROLLINGGO 2006
4 S1 Pendidikan Biologi UMM

Ketua Kelompok

Nur Laili Fauziah

06330063

Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap                    : Huzaifah Hamid

b. Tempat, Tanggal Lahir        : Lokayong, 17 Agustus 1989

c. Agama                                 : Islam

d. Alamat                                : Perumahan Taman Embong Anyer II P/7

e. No. Telp/HP                        : 081334238462

f. Riwayat Pendidikan Formal

No Jenjang Nama Institusi

Tahun Lulus

1 SD SDN Jepara 1 No 90 Surabaya 2001
2 SMP SMP Muhammadiyah 11 Surabaya 2004
3 SMA SMAN 8 Surabaya 2007
4 S1 Pendidikan Biologi UMM

g. Pengalaman Penelitian

No Judul Tahun
1.

2

Timbal (Pb) Pada Koran  Pembungkus Makanan Gorengan Mengancam Kesehatan

“RAYABIZ”,  Biskuit Nikmat Kaya Protein

2007

2008

Anggota Kelompok

Huzaifah Hamid

07330075

a. Nama Lengkap                    : Miftakhul Jannah

b. Tempat, Tanggal Lahir        : Lumajang, 07 September 1989

c. Agama                                 : Islam

d. Alamat                                : JL Tlogomas Barat 48 Malang

e. No. Telp/HP                        : 085236926757

f. Riwayat Pendidikan Formal

No Jenjang Nama Institusi Tahun Lulus
1 SD SDN 03 Tempursari 2001
2 SLTP SLTP N 1 Tempursari 2004
3 SLTA SMA PGRI 1 Lumajang

2007

4 S1 Pendidikan Biologi UMM
  1. Pengalaman Penelitian
No Judul Tahun
1

2

Identifikasi Snack Aromanis yang Aman Bagi Anak di SDN Karang ploso – Malang (TIM-PKMI, DIKTI tahun 2007).

Kegiatan Ekspedisi Ilmiah Konservasi Penyu Laut di Pesisir Kabupaten Pacitan. Oleh Tim dari Tim Ekspedisi Biokonservasi (TEB) – LSO Mahasiswa Konservasi di FKIP UMM, 2007

2008

2008

2009

Anggota Kelompok

Miftakhul Jannah

07330042

Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar               : Drs.Nur Widodo, M.Kes

b. NIP                                                 : 131.953.393

c. Alamat Rumah                                : Jl.  Oro-oro Dowo  Kota Batu

d. Telp/HP                                           : 081334017328

Dosen Pendamping

Drs. Nur Widodo, M.Kes

NIP. 131.953.393

04/16/2010 Posted by | Contoh PKM | 4 Komentar