BIOLOGI ONLINE

blog pendidikan biologi

“TINJAUAN DASAR SALEP”

TINJAUAN DASAR SALEP

 

  1. 1.   Vaselin (vaselinum album)

Campurlah hidrokarbon yang diperoleh dari minyak tanah gubal. Benda putih, hampir – hampir tak berbau, setengah hening, seperti salap. Pada pemanasan dalam sebuah penangas air sampai 40° Paseline belum boleh dan pada pemanasan dalam sebuah penangas air smpai 50° Paseline harus sudah meleleh menjadi zat cair yang berfluoresensi hening.

Kalau sebuah tabung diisi dengan paseline begitu rapat, hingga didalam paselinnya tejadi sebuah geronggang yang seperti kepundan dan selama 24 jam dipanasi pada 25°, maka paselinnya tidak boleh meleleh sebagaian, yang dapat dilihat dengan terjadinya zat cair  dalam bagian yang terdalam dari geronggang itu. Bila dalam lapisan tipisdilihat dibawah mikroskop, maka paselin tidak boleh menunjukkan bagian – bagian hablur halus.

Kalau Vaseline dipanasi dengan spiritus dalam jumlah yang sama hingga mendidih dan bila dikocok. Maka zat cainya yang mengandung spiritus setelah didinginkan dan diencerkan dengan air yang volumennya sama, harus bereaksi netral. Kalau Vaseline dipanasi dengan jumlah yang sama dari sebuah campuran dari 1 bagian air dan 4 bagian asam sulfat dalam sebuah penangas air selama 10 menit pada 60° dengan berulang – ulang dikocok, maka kedua lapisannya tidak boleh berwarna. Vaseline yang dipergunakan untuk obat dalam, harus juga seluruhnya tak berbau dan juga tak berasa. (PH.V.501)

  1. 2.   Parafin Cair (Paraffinum Liquidum)

Campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon cair, dari minyak tanah gubal yang diperoleh dengan penyulingan. Zat cair yang mengandung minyak, tak berbau dan tidak berwarna, hernih, tidak berflouresensi. Berat jenis tidak lebih rendah dari 0,87 – 0,88 (selisih 0,0006 untuk 1°). Titik didih tidak dibawah 300° (selisih 0,7° untuk tekanan 10 mm). kekentalan 10 -12° Engler.

Paraffinum liquidum apabila didinginkan sampai 5° harus tetap jernih, bila paraffinum liquidum dipanasi dengan spiritus yang banyaknya sama sehingga mendidih dan dikocok, maka zat cair yang mengandung spiritus itu setelah didinginkan dan diencerkan dengan air yang volumennya sama, maka reaksinya adalah netral. Kalau paraffinum liquidum dipanaskan pada suhu 60° dengan campuran yang volumenya sama dari 1 bagian air dan 1 bagian asam sulfat dalam penangas air selama 10 menit dengan dikocok berulang – ulang, maka kedua lapisannya masing – masing tidak boleh mendapat warna. Paraffinum liquidum tidak dapat larut dalam air dan dalam segala perbandingan dapat dicampur dengan aether, dengan petroleumaether, dan dengan minyak lemak, tetapi tidak dengan minyak jarak. Paraffinum liquidum yang dipergunakan untuk obat dalam harus tidak mempunyai rasa.(PH.V.336)

  1. 3.   Parafin Padat (Paraffinum Soeidum)

Campuran dari hidrokarbon – hidrokarbon padat, dari minyak tanah gubal yang diperoleh dengan penyulingan. Potongan hablur mikro halus, putih tak berbau. Bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 54° Paraffinum Solidum belum boleh meleleh, tetapi bila dipanasi dalam sebuah penangas air sampai 60° maka Paraffinum Solidum harus meleleh menjadi zat cair jernih yang tidak berflouresensi. Paraffinum Solidum selanjutnya harus memenuhi syarat – syarat kemurnian seperti yang telah ditentukan bagi Paraffinum Liquidum.(PH.V.337)

  1. 4.   Adeps Lanae (lemak bulu domba)

Cholestolesters yang dibersihkan dari bulu domba mentah. Adeps Lanae berwarna kuning muda, setengah bening, dengan consistentia yang menyerupai salep yang Hat, dan mempunyai bau yang agak dikenal.

Kalau larutan adeps lanae dalam kloroform (kira – kira 1 = 100) dikocok dengan asam sulfat yang volumenya sama, maka setelah tidak tercampur, lapisan yang paling bawah menjadi coklat merah dan menunjukkan fluoresensi yang hijau.

Adeps lanae pada 40° belum mencair, tetapi pada 50° mencair juga dan hening. Larutan 2 g. Adeps Lanae dalam 10cm³ aether, tidak boleh menjadi merah, karena 2 tetes phenolphthalenie, setelah kemudian di tambah 0,3cm³ 1/10 N basa, maka campuran tersebut harus menjadi merah (asam lemak bebas).

Kalau 10g adeps lanae dengan 50cm³, yang di panasi sampai meleleh dan selalu di aduk, maka setelah di dinginkan, air yang terpisah harus menjadi sangat jernih dan bereaksi netral. Kalau pada 10cm³ air yang telah terpisah di tambahkan 3 tetes kalium permanganat (1=1000), maka campuran tersebut setelah 10 menit harus tetap tinggal merah.(PH.V.67)

  1. 5.   Salep Polietilen Glikol

Formula resmi basis ini memerlukan kombinasi 400g polietilen glikol 3350 (padat) dan 600g polietilen glikol 400 (cair) untuk membuat 1000g dasar salep. Akan tetapi bila di perlukan salep yang lebih baik lagi, formula dapat di ubah lagi untuk memungkinkan bagian yang sama antara ke dua bahan. Jika 6-25% dari larutan berair di campurkan ke dalam dasar salep, penggantian 50g polietilen glikol 3350 dengan jumlah alcohol stearat berguna untuk membuat produk akhir lebih padat dalam jumlah yang sama. Polietilen glikol adalah polimer dari etilenoksida dan air. Panjang dapat berbeda – beda untuk mendapatkan polimer yang mempunyai viskositas bentuk fisik (cair, padat atau setengah padat) yang diinginkan. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.505)

 

  1. 6.   Minyak – minyak tumbuhan
  • Minyak Atsiri (Olea Volatilia)

Minyak Atsiri, bila perlu setelah pemanasan harus jernih, harus sangat berbau murni seperti bagian dari tumbuh – tumbuhan, dan dalam tiap – tiap perbandingan dapat larut dalam ether dan dalam kloroform. Bau minyak atsiri sebaiknya diperiksa dalam campuran 1 tetes minyak dengan 2g gula.

1 tetes minyak atsiri aoabila dimasukkan dalam air tidak boleh menjadi keruh, pada pemanasan dal sebuah penangas air minyak atsiri tidak boleh member sulingan, kalau minyak atsiri dikocok dengan larutan natrium chloride yang jenuh yang volumenya sama dan selanjutnya didiamkan maka setelah pemisahan yang sempurna dari lapisannya. Kalau 1 tetes minyak atsiri yang di buat dengan penyulingan diletakkan pada kertas, harus segera menguap dan tidak meninggalkan noda yang hening (minyak lemak). Minyak – minyak atsiri harus disimpan dalm botol kering, dtutup rapat, ditempat yang sejuk, diluar pengaruh cahaya.

  • Minyak Kacang(Oleum Arachidis)

Minyak lemak yang dimurnikan yang diperoleh dengan memeras biji dari Arachidis hypogaea Linn, yang telah dihilangkan kulit bijinya. Minyak yang rasanya halus, kuning muda, hampir – hampir tak berbau. Berat jenis 0,915 – 0,922. Indeks bias 1,4694 – 1, 4725.

Oleum Arachidis menjadi benda yang seperti salep pada sebuah suhu tidak lebih rendah dari -3°. Pada percobaan pada oleum Arachidis, asam – asam lemaknya mulai menghablur, setelah sebelumnya dipanasi sampai campurannya menjadi jernih, pada suhu dari kira-kira 40°. Bilangan adisinya tidak boleh lebih rendah dari 83 dan tidal lebih tinggi dari 103. Bilangan penyabunannya berjumlah 185-197. Bilangan asamnya dari oleum Arachidis boleh berjumlah setinggi-tingginya 2.

  • Minyak Kelapa (Oleum Cocos)

Lemak yang padat pada suhu biasa yang diperoleh dengan pemerasan panas dari inti copra yang dikeringkan dari cocosnuciferra Linn. Lemak yang sedikit bening, putih, bau yang mudah dikenal, rasanya lemah, yang mudah tengik. Oleum cocos pada 5°-10° menjadi padat, 15°-20° lunak. 1 kg oleum cocos suhunya harus 35° dapat larut dalam 5 cm alcohol mutlak

  1. 7.      Vanishing cream

Umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam presentase yang besar dan asam stearat. Setelah pemakaian cream, air menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang tipis.

Banyak dokter dan pasien yang suka pada cream dari pada salep, untuk satu hal, umumnya mudah menyebar rata dan dalam hal cream dari emulsi jenis minyak dalam air lebih mudah di bersihkan dari pada kebanyakan salep pabrik farmasi sering memasarkan preparat topikalnya dalam bentuk dasar cream maupun salep, kedua-duanya untuk memuaskan kesukaan dari dokter dan pasien.

  1. 8.      Malam
  • CERA ALBA/WIT WAS/ ( Malam Putih)

Malam lebah yang diputihkan. Bahan-bahan yang hamper-hampir putih dalam lingkungan dingin rapuh, ada suhu panas badan dapat diuli, dengan bau lemah, lebih-lebih pada pemanasan mempunyai bau yang jelas dan mudah dikenal. Malam putih harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan pada malam kuning.

  • CERAFLAVA/CEELWAS (Malam Kuning)

Malam yang di peroleh dengan jalan pelelehan dari rumah lebah Apis Mellilica, Linn. Malam kuning dalam lingkungan dingin menjadi berbutir-butir, pada suhu panas badan menjadi dapat diuli, dengan potongan yang kusam dan bau yang mudah di kenal. Titik cair 62°-64°. Pada pemanasan diatas penangas air maka malam kuning harus meleleh menjadi sebuah zat cair yang jernih.

Kalau 40 cm3 spiritus dengan 2 g malam kuning didihkan beberapa menit setelah 1 jam didinginkan lalu disaring, maka filtratnya hanya boleh berwarna sedikit dan setelah penambahan air tidaj boleh menjadi sangat keruh; 10 cm3 dari filtratnya dicampur dengan 2 tetes phenolphtaleine, untuk pewarnaan merah tidak boleh memerlukan lebih dari 1 cm3 1/10 N basa (asam lemak).

Kalau 3 g malam kuning dengan 20 cm3 larutan kali yang mengandung spiritus  dididihkan selama 5 menit ditambahkan 10 cm3 asam garam encer dan disaring, filtratnya dicampur dengan 5 cm3 indi natron dan 1 cm3 tembaga sulfat dan disaring lagi, maka filtratnya tidak boleh menjadi menjadi hijau atau biru (giserida).

  1. 9.      UNGUENTUM GLYCERINI .     (Glycerine-zalf) (C.M.N)

Campurlah:

  1. 10 bagian Amylum  solani…………….10
  2. Lima bagian Aqua……………………….5
  3. Dan 90 bagian Glycerinum……………90

Sambil diaduk dengan hati-hati, panaskan sampai menguap airnya dan didapat massa yang tembus dengan :

  1. Sejumlah yang cukup………………… q.s
  2. Dari sebuah campuran dari :

Lima bagian Glycerinum.………………5

Dan Sembilan puluh lima bagian Aqua…………….95

  1. Sampai menjadi seratus bagian…….100
  2. Salep putih

07/21/2011 - Posted by | Fitofarmaka

1 Komentar »

  1. It’s remarkable to pay a quick visit this web page
    and reading the views of all mates regarding this article, while I am
    also keen of getting familiarity.

    Komentar oleh Fatima | 01/29/2015


Tinggalkan komentar